Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengutarakan bahwa Asean berpotensi mendapatkan keuntungan sekitar US$1 miliar dengan membangun ekonomi hijau.
Menurutnya, hal tersebut dapat diperoleh melalui area pertumbuhan baru, efisiensi bisnis, sumber daya energi, sistem pangan, industri dan logistik yang merupakan sektor prioritas utama yang mendapat manfaat dari ekonomi hijau.
Dengan merangkul ekonomi hijau, Asean diperkirakan dapat menciptakan tambahan 5 juta lapangan pekerjaan dan dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) diatas 7 persen pada 2030.
Kemudian, bersamaan dengan meningkatnya perekonomian, adopsi ekonomi hijau Asean juga akan mengurangi emisi karbon sebesar 80 persen.
“Transisi ini juga berpotensi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan-perusahaan di kawasan ini, dalam menghadapi tantangan global,” jelas Airlangga dalam acara Symposium on Digital Economy and Sustainability dan peluncuran Digital Innovation Sustainable Economy Center (DISC) di Shangri-La Hotel Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Potensi ekonomi hijau dan biru, dinilai dapat menjadi mesin pertumbuhan berikutnya. Ekonomi biru juga sangat penting bagi kepulauan Asean.
Baca Juga
Seperti diketahui, delapan dari sepuluh negara anggota Asean telah menetapkan target net zero dari tahun 2050 hingga 2065.
Airlangga mengatakan bahwa Indonesia menargetkan mencapai net zero pada 2060, dan meningkatkan kontribusi nasionalnya menjadi 31 persen dalam pengurangan emisi pada 2030.
Indonesia juga akan membangun sektor manufaktur di bidang teknologi photovoltaic (PV) dan juga kaya akan pasir silika, sehingga melengkapi industri hilirisasi Indonesia selain mineral.
“Indonesia kaya akan pasir silika. Jadi saya pikir itu akan menjadi pertumbuhan kami (Indonesia) selanjutnya, memperdalam sektor digital dan juga sektor terbarukan,” jelas Airlangga.