Bisnis.com, YOGYAKARTA – Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja mencatat sebanyak 706.206 orang telah ditetapkan menjadi penerima Kartu Prakerja skema normal hingga 3 Agustus 2023.
Direktur Operasi PMO Kartu Prakerja Hengki Sihombing menyampaikan penerima program tersebut telah menjangkau 34 provinsi di Indonesia, baik secara luring maupun daring.
“Penerima Kartu Prakerja, dalam 4 bulan pelaksanaan, gelombang 48-58 kita menetapkan 706.206 orang,” ujarnya dalam Sosialisasi Pelatihan Luring Kartu Prakerja, Rabu (9/8/2023).
Hengki menjelaskan profil dari sekitar 700.000 penerima program tersebut, 61 persen berstatus menganggur sebelum mengikuti pelatihan.
Sementara 68 persen di antaranya berusia di rentang 13 tahun – 35 tahun, sedangkan dari sisi pendidikan didominasi oleh lulusan SMA ke bawah. Bahkan, 85 persen atau sekitar 595.000 penerimanya belum pernah mengikuti perlatihan seumur hidupnya.
Untuk itu, pemerintah melalui PMO menyelenggarakan peningkatan kemampuan untuk menambah daya saing SDM Indonesia, melalui pelatihan.
Peserta nantinya akan menerima subsidi Rp4,2 juta yang mencakup biaya pelatihan sebesar Rp3,5 juta, insentif pascapelatihan Rp600.000 untuk mendukung biaya transportasi dan internet yang diberikan sebanyak satu kali, dan insentif survei sebesar Rp100.000.
Pada 2023, pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menetapkan target penerima Kartu Prakerja sebanyak 1 juta orang.
Artinya, masih ada sekitar 294.000 kuota bagi masyarakat untuk memperebutkan beasiswa pelatihan tersebut. Adapun, total anggaran untuk Kartu Prakerja sepanjang 2023 mencapai Rp4,37 triliun.
Berdasarkan survei yang dilakukan manajemen pelaksana pad aperiode April – Juli 2023, sebanyak 24 persen dari peserta yang sebelumnya menganggur, setelah mengikuti program Kartu Prakerja kemudian menjadi wirausaha.
Sebanyak 13 persen yang menganggur sebelum program, setelah menyelesaikan program peserta telah bekerja sebagai pegawai/buruh/karyawan lepas.