Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Ekonomi NTB Anjlok Imbas Penurunan Produksi Tembaga

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB memberikan kontribusi negatif -0,48 persen (yoy) terhadap ekonomi Indonesia. 
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud saat memberikan keterangan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2023, Senin (7/8/2023)./ Dok BPS RI
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud saat memberikan keterangan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2023, Senin (7/8/2023)./ Dok BPS RI

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi untuk wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi yang terendah pada kuartal II/2023. 

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menyampaikan untuk kelompok Bali – Nusra sendiri mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,01 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Lebih rendah dari kuartal yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 4,01 persen. 

Edy menjelaskan, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB bahkan memberikan kontribusi negatif terhadap ekonomi Indonesia, yakni sebesar -0,48 persen (yoy). 

“PDRB NTB yang terkontraksi pada kuartal II/2023 ini disebabkan adanya penurunan kegiatan pertambangan dan penggalian, khususnya produksi tembaga,” ujar Edy dalam konferensi pers, Senin (7/8/2023). 

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang mulai melarang ekspor konsentrat tembaga. Namun, khusus untuk PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara mendapat kompensasi hingga 2024. 

Namun nyatanya, pada kuartal kedua ini produksi tembaga di NTB terpantau adanya penurunan. 

Lebih lanjut, BPS juga mencatat adanya penurunan dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Utamanya produksi padi yang menurun. 

Mengacu data milik BPS, pertumbuhan ekonomi NTB baik secara kuartalan maupun tahunan terkontraksi. Masing-masing sebesar -0,11 persen dan -1,54 persen. 

Sementara secara umum, pada kuartal II/2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,17 persen (yoy). Capaian produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2023 lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2023, yaitu 5,03 persen. 

Capaian tersebut menandakan ekonomi Indonesia stabil dan kuat, serta berhasil mempertahankan kinerja di atas 5 persen selama 7 kuartal berturut-turut. 

Industri pengolahan tercatat menjadi sektor yang menopang perekonomian Indonesia dengan kontribusi terbesar, yaitu 18,25 persen. 

Sementara industri pengolahan dari makanan dan minuman tumbuh 4,62 persen didorong oleh peningkatan produksi CPO [crude palm oil] dan CPKO [crude palm kernel oil] serta peningkatan konsumsi makanan dan minumam saat Idulfitri dan Iduladha. 

Industri logam dasar tumbuh paling tinggi, sebesar 11,49 persen, yang didorong oleh peningkatan permintaan ekspor komoditas baja dan fero nikel. Sementara industri alat angkutan tumbuh sebesar 9,66 persen yang didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan luar negeri terutama kendaraan elektrifikasi ramah lingkungan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper