Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Negara China menyetujui enam reaktor nuklir baru senilai US$17 miliar atau setara dengan Rp256 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS). Proyek tersebut dibangun sebagai upaya China dalam mengembangkan proyek-proyek energi atom terbesar di dunia.
Dua unit reaktor nuklir telah disetujui pada pertemuan Senin (31/7/2023). Pengembangan pembangkit listrik, pada beberapa daerah di China, yaitu Shidaowan di Shandong, Ningde di Fujian dan Xudabao di Liaoning.
"Total perkiraan investasi sebesar US$120 miliar yuan atau $17 miliar," dilansir dari Bloomberg pada Selasa (1/8/2023).
Menurut laporan dari Asosiasi Nuklir Dunia, China memiliki armada nuklir terbesar ketiga di dunia setelah Perancis dan Amerika Serikat.
Secara total ada 23 dari 55 reaktor yang sedang dibangun saat ini di seluruh dunia. Sejak 2022, China diketahui telah memeroleh izin membangun 10 reaktor baru berdasarkan analis BOCI Research Ltd.
Perwakilan CGN Power Co Tony Fei, salah satu operator pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di China, mengatakan bahwa persetujuan Dewan Negara China bukan satu-satunya trobosan baru, hal ini mengingat beberapa pembangkit listrik pantai lainnya siap untuk memulai konstruksi baru dalam waktu dekat.
Baca Juga
Pembangunan PLTN dilakukan berdasarkan hasil keputusan Dewan Negara setempat. Pasalnya, telah ditetapkan target empat dari enam reaktor baru yang dijadwalkan dengan menggunakan desain Hualong One.
Persetujuan tersebut juga memberikan keuntungam dengan harga uranium, yang telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2019.
Kala itu, China mulai menyetujui reaktor baru lagi setelah berhenti selama beberapa tahun di tengah-tengah tinjauan keselamatan setelah bencana nuklir di Fukushima, Jepang.