Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Mau Bangun Listrik Tenaga Nuklir, Tembus 7 GW di 2040

PLN berencana membangun PLTN 7 GW hingga 2040, dimulai 500 MW pada 2032. Dukungan politik dan regulasi diperlukan untuk mewujudkan proyek ini.
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir./Bisnis - Puspa Larasati
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir./Bisnis - Puspa Larasati
Ringkasan Berita
  • PT PLN (Persero) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan total kapasitas 7 gigawatt (GW) hingga 2040, dimulai dengan 500 megawatt (MW) yang beroperasi pada 2032.
  • Dukungan politik dan regulasi, termasuk revisi Undang-Undang Ketenagalistrikan, dianggap penting untuk merealisasikan pembangunan PLTN ini.
  • Pengembangan PLTN diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menyediakan energi bersih dengan harga terjangkau di Indonesia.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) bakal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan total kapasitas 7 gigawatt (GW) hingga 2040.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan rencana pembangunan PLTN baru tercantum dalam Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru periode 2025-2034. Dalam RUPTL tersebut pembangunan PLTN ditargetkan sebesar 500 megawatt (MW) dan beroperasi pada 2032.

Namun, dalam jangka panjang pemerintah memberi tugas kepada perusahaan pelat merah itu untuk membangun PLTN dengan total mencapai 7 GW hingga 2040. Dengan kata lain, dalam kurun waktu 2034 hingga 2040, PLN bakal menambah kapasitas PLTN sebesar 6,5 GW.

"PLN sampai 2040, kira-kira akan ada tambahan lagi sekitar 7 GW nuklir yang akan masuk dalam RUPTL sampai 2040. Ini masih draf, jadi modelingnya sedang dalam proses," tutur Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Selasa (26/8/2025).

Darmawan mengatakan, untuk merealisasikan target tersebut, pihaknya perlu dukungan regulasi, pembentukan institusi nuklir, hingga dukungan politik.

Menurutnya, dukungan politik menjadi kebutuhan paling utama. Sebab, dukungan politik merupakan tantangan paling besar dalam mengembangkan PLTN.

"Ini menjadi salah satu tantangan dari nuklir adalah dukungan politik, dan dukungan dari sosial dan masyarakat.
Bahwa number one challenge of nuclear development adalah dukungan politik," ucap Darmawan.

Terkait dukungan regulasi, dia pun meminta agar Revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (RUU Gatrik) turut membahas mengenai pembangunan PLTN.

Darmawan menilai bahwa dukungan regulasi itu kini menjadi keniscayaan. Dengan begitu, PLN memiliki kejelasan payung hukum untuk mengeksekusi proyek tersebut.

"Karena tentu saja ini perlu adanya suatu strategi, ini perlu adanya kebijakan dari pemerintah, ini perlu pembangunan kapasitas dari institusi yang terkait, kemudian ini perlu adanya suatu kebijakan, ini memerlukan dukungan politik," tuturnya.

Dia menambahkan bahwa pengembangan PLTN menjadi penting. Sebab, ke depan Indonesia memerlukan listrik yang berasal dari energi bersih dengan harga terjangkau.

Menurutnya, hal itu juga diperlukan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang masif, menciptakan lapangan kerja, mengundang investasi baru, hingga kemakmuran rakyat.

"Nah tentu saja dalam hal ini negara perlu hadir dan ini bukan miliknya PLN, ini adalah kebijakan dari pemerintah. Di mana PLN hanyalah suatu state-owned enterprise yang menjalankan tugas arahan dari negara," katanya. 

Asal tahu saja, dalam RUPTL 2025-2034, PLN bakal membangun PLTN berkapasitas 500 MW. PLTN itu bakal dibangun di dua wilayah, masing-masing di Sumatra sebesar 250 MW dan Kalimantan 250 MW.

Adapun nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun PLTN tersebut ditaksir mencapai US$3,2 miliar atau setara Rp52,16 triliun (asumsi kurs Rp16.300 per US$).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro