Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor RI Anjlok, Importir Ungkap Biang Keroknya

Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) membeberkan sejumlah penyebab anjloknya kinerja impor Indonesia pada Juni 2023
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) Subandi membeberkan sejumlah penyebab nilai impor Indonesia pada Juni 2023 anjlok. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Juni 2023 mencapai US$17,15 miliar, turun 19,4 persen month-to-month (mtm) dibandingkan nilai impor Mei 2023. Adapun, secara year-on-year (yoy) nilai impor Juni 2023 turun 18,35 persen dibandingkan Juni 2022. 

Subandi menyebut, salah satunya penyebab anjloknya impor pada Juni 2023, yakni akibat nilai tukar rupiah terhadap dolar yang fluktuatif dan cenderung naik.

"Hal ini membuat pelaku usaha menahan untuk tidak buru-buru mengimpor [sampai nilai tukar rupiah terhadap dolar stabil]," ujar Subandi saat dikonfirmasi, Selasa (18/7/2023).

Selain itu, penerapan neraca komoditas dianggap tidak konsisten. Sejumlah komoditas, lanjutnya, kembali menggunakan neraca komoditas untuk mendapatkan rekomendasi impor dari kementerian teknis terkait. Menurut Subandi, hal tersebut membuat para pelaku usaha kesulitan dan kebingungan untuk melakukan importasi.

"Tidak sedikit perusahaan yang memiliki angka pengenal importir produsen [API-P] pun yang merasa kesulitan dan kebingungan," ucapnya.

Lebih lanjut, dia menyebut bahwa masih mandeknya revisi Peraturan Pemerintah (PP) No.28/2021 juga telah menyebabkan ribuan aktivitas ribuan importir tertahan.

Adapun, sejumlah komoditas yang mengalami penurunan impor akibat lambatnya revisi beleid tersebut, antara lain baja dan turunannya, serta ban untuk industri pertambangan maupun otomotif.

"Belum ditandatanganinya revisi PP No.28/2021 membuat ribuan importir umum belum bisa melakukan aktivitas impornya," tuturnya.

BPS mencatat penurunan nilai impor Juni 2023 didorong oleh penurunan impor golongan bahan baku atau bahan penolong sebesar 19,24 persen atau senilai US$2.944 juta.

Selanjutnya, penurunan nilai impor juga diikuti oleh barang modal sebesar US$701,7 juta (17,97 persen) dan barang konsumsi US$482,6 juta (23,33 persen). Secara keseluruhan, nilai impor sepanjang semester I/2023 turun 6,42 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu menjadi U$108,73 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper