Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimistis kinerja ekspor dan impor meningkat pada paruh kedua tahun ini.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta W. Kamdani menyampaikan, dari sisi permintaan pasar, kinerja ekspor dapat meningkat lantaran penurunan ketidakpastian pasar global.
“Di sisi domestik juga seharusnya memiliki tren peningkatan impor,” katanya kepada Bisnis, Senin (17/7/2023).
Dia menilai, tekanan inflasi sudah berkurang sehingga ekspektasi pertumbuhan permintaan pasar domestik bisa lebih optimistis dan berkorelasi positif terhadap produktivitas industri manufaktur dan permintaan pasar domestik.
Namun yang perlu menjadi catatan adalah dukungan terhadap arah perluasan produktivitas usaha di level domestik, khususnya dengan transisi kepemimpinan semakin dekat.
Pasalnya, secara historis, dukungan pemerintah terhadap produktivitas usaha akan semakin lemah jelang masa transisi kepemimpinan dan cenderung mempertahankan status quo. Sebaliknya, kebijakan terkait dukungan produktivitas yang berarti kepada pelaku usaha maupun pasar di luar belanja pemerintah untuk persiapan pemilu kian melemah.
Baca Juga
Shinta berharap ini menjadi perhatian pemerintah agar tetap fokus mendukung penciptaan produktivitas, utamanya dalam hal memastikan kelancaran implementasi kebijakan-kebijakan reformasi struktural nasional yang telah berjalan dan diagendakan menjadi semakin baik.
Sebab, menurutnya, ini akan sangat kontra produktif terhadap capaian pertumbuhan yang sebetulnya bisa dihasilkan hingga akhir tahun.
Selain itu, Shinta juga mengungkapkan sejumlah kebijakan yang dibutuhkan guna mendorong produktivitas pelaku usaha. Kebijakan itu antara lain deregulasi kebijakan ekspor guna memastikan ekspor dapat dilakukan dengan mudah, dan peningkatan distribusi kredit ekspor yang affordable bagi pelaku usaha dan peningkatan fasilitasi diversifikasi ekspor.
Lalu, merevisi kebijakan neraca komoditas agar tidak membebani atau menjadi glass ceiling bagi pertumbuhan industri manufaktur nasional, serta mengevaluasi strategi nasional terkait mata uang.