Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara terkait penurunan kinerja ekspor Indonesia pada Juni 2023.
Luhut memaparkan, pelemahan kinerja ekspor Indonesia dipengaruhi oleh turunnya pertumbuhan ekonomi China. Dia mengatakan, penurunan ekspor Indonesia pun tidak terhindarkan mengingat interkoneksi rantai pasok global.
"Semua kan global supply chain, pasti kita juga akan turun. Tidak bisa dihindari," kata Luhut saat ditemui di Gedung Juang KPK, Jakarta pada Selasa (18/7/2023).
Luhut mengatakan, pihaknya akan terus melakukan efisiensi guna menjaga kinerja ekspor ke depannya. Salah satu bentuk efisiensi dilakukan pemerintah melalui digitalisasi anggaran.
Luhut menyebut, digitalisasi anggaran telah menimbulkan dampak positif pada upaya efisiensi yang dilakukan pemerintah.
“Tahun ini procurement kita Rp1.600 triliun, kalau bisa 90 persen digitalisasi kita akan menghemat 30 persen dari sana,” ujar Luhut.
Baca Juga
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total nilai ekspor Indonesia pada Juni 2023 mencapai US$20,61 miliar.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto menyampaikan bahwa kinerja ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar 5,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Ekspor migas dan nonmigas, keduanya mencatatkan penurunan masing-masing sebesar 3,64 persen mtm dan 5,17 persen mtm.
“Penurunan ekspor nonmigas karena penurunan nilai ekspor pada beberapa komoditas, seperti bahan bakar mineral yang turun 11,45 persen mtm, juga nikel dan barang turunannya 41,33 persen turunnya,” katanya dalam konferensi pers, Senin (17/7/2023).
Secara tahunan, Atqo menyampaikan bahwa kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan yang cukup dalam, yaitu sebesar 21,18 persen (year-on-year/yoy).
“Penurunan ekspor terjadi pada sektor migas dan nonmigas baik secara tahunan maupun bulanan, seiring dengan penurunan harga komoditas ekspor unggulan kita,” jelasnya.