Bisnis.com, JAKARTA - Kontrol ekspor penting China terhadap salah satu logam penting, gallium, membuat para produsen mobil dilema apakah mereka dapat terus mengandalkan logam yang dianggap sebagai 'game changer' kendaraan listrik tersebut.
Mengutip Reuters, Selasa (11/7/2023), gallium nitride dapat meningkatkan efisiensi kendaraan listrik (EV) dan mengurangi bobot sehingga dapat memangkas biaya.
Manfaat tersebut sendiri dicari oleh para produsen mobil. Gallium Nitride juga memiliki biaya yang jauh lebih murah dibandingkan bahan semikonduktor lainnya seperti platinum dan paladium.
Kemudian, untuk EV, senyawa tersebut dapat menangani banyak daya tanpa menghasilkan panas. Hal ini menjadikannya ideal untuk pengisi daya dalam kendaraan dan mungkin inverter, yang membantu mengontrol aliran listrik ke dan dari paket baterai.
"Gallium nitride merupakan faktor pengganda besar," ucap Umesh Mishra, salah satu pendiri Transphorm yang menggunakan lapisan ultra tipis gallium nitride pada semikonduktornya.
Baca Juga
Momen Berpikir Ulang
Para ahli mineral mengatakan keputusan China untuk memberlakukan kontrol ekspor pada dua logam penting, yakni galium, germanium dan bahan semikonduktor lainnya dapat ‘memaksa’ pembuat mobil untuk berpikir ulang.
Direktur di Institut Mineral Kritis Alastair Neill mengatakan bahwa para pembuat mobil yang berada dalam tahap awal merancang EV generasi berikutnya, dapat memilih silikon karbida.
Menurutnya, walaupun galium nitrida bekerja 30 persen lebih baik, alternatif tersebut dapat menjadi pilihan daripada menghadapi masalah rantai pasokan yang baru.
Produsen mobil kemudian juga merespons pembatasan China dengan hati-hati, dengan mengatakan bahwa mereka sedang memantau situasi tersebut.
Tak hanya itu, sumber pemasok otomotif Jepang juga mengatakan perusahaan tersebut sedang mempertimbangkan penggunaan gallium nitride atau silikon karbida untuk semikonduktornya di masa depan.
"Tentu saja faktor ini (pengendalian ekspor China) akan menjadi masalah jika kita menggunakan jumlah perangkat ini dalam jumlah besar di masa depan," menurut sumber Reuters.
Beberapa produsen chip juga enggan untuk berbicara.
Neill dari CMI juga mengatakan bahwa berbagai pihak atau orang-orang perlu mencari opsi lain. Namun, gallium nitride memang sulit untuk digantikan.
"Menemukan alternatif akan membutuhkan banyak waktu." jelasnya.