Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu AS Janet Yellen 'Ngobrol' Lima Jam dengan Wakil PM China, Bahas Apa Saja?

Berikut informasi pembicaraan Menkeu AS Janet Yellen selama lima jam dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan delegasi pemerintah berkunjung ke Beijing, China untuk membahas bilateral AS-China./ Dok. Bloomberg.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan delegasi pemerintah berkunjung ke Beijing, China untuk membahas bilateral AS-China./ Dok. Bloomberg.

Bisnis.comJAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen diketahui mengadakan pembicaraan selama lima jam dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng. 

Berdasarkan informasi dari Departemen Keuangan dalam pernyataannya, dikatakan bahwa pertemuan tersebut berlangsung ‘terbuka, konstruktif dan komprehensif’.

Selain Yellen membahas mengenai masalah-masalah yang menjadi perhatian, Yellen juga membahas mengenai “pendekatan” AS untuk mencari persaingan ekonomi yang sehat dengan China, dengan kesetaraan peluang bagi pekerja dan bisnis Amerika. 

Yellen kemudian juga mengatakan bahwa ada ruang dalam perdagangan dan investasi, walaupun ada ketegangan antara kedua negara. 

“[Ada] ruang yang cukup bagi perusahaan kami untuk terlibat dalam perdagangan dan investasi" ungkapnya sesuai dengan pemberitaan Bloomberg yang dikutip Senin (10/7/2023). 

Tak hanya itu, Yellen juga mengungkapkan bahwa AS-China harus berkomunikasi secara langsung mengenai masalah ekonomi tertentu. 

Menurut pernyataan pemerintah, selama pertemuan China setuju untuk memperkuat komunikasi dan kerja sama dalam menghadapi tantangan global, walaupun menyampaikan keprihatinannya tentang sanksi AS dan tindakan pembatasan lainya terhadap China. 

Yellen juga berusaha untuk menjelaskan strategi AS, untuk mempertahankan dan mengamankan keamanan nasional tanpa menahan ekonomi China. 

“Amerika Serikat akan mengambil tindakan yang ditargetkan untuk melindungi keamanan nasional kita,” jelasnya. 

Menkeu AS tersebut juga mengungkapkan bahwa tidak boleh membiarkan ketidaksepakatan mengarah pada kesalahpahaman, terutama berasal dari kurangnya komunikasi. 

Tantangan ke depannya bagi kedua negara mungkin akan terjadi ketika Biden menyiapkan perintah eksekutif yang dapat membatasi investasi AS di China. 

Yellen berpesan kepada pejabat China bahwa kedua negara tidak dalam kompetisi “winner-take-all” dan kedua belah pihak harus mengatur persaingan mereka dengan seperangkat aturan yang adil 

"Di mana kami memiliki kekhawatiran tentang praktik ekonomi tertentu, kami harus dan akan mengkomunikasikannya secara langsung." ujar Yellen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper