Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Rumah Subsidi Naik, Kuota KPR FLPP Bakal Berkurang

Kuota penyaluran KPR melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) berpotensi menurun seiring kenaikan harga rumah subsidi.
Suasana pembangunan rumah subsidi di Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/1/2021). Bisnis/Abdurachman
Suasana pembangunan rumah subsidi di Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/1/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan bahwa kuota penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) berpotensi menurun. 

Adapun, pemerintah melalui Badan Pengelola Tabungan Perumahan (BP Tapera) tahun ini menargetkan untuk pembiayaan FLPP sebanyak 229.000 unit senilai Rp25,18 triliun dan pembiayaan Rumah Tapera sebanyak 12.072 unit senilai Rp1,53 triliun.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Herry Trisaputra Zuna mengatakan, penurunan tersebut diakibatkan adanya penyesuaian harga rumah subsidi yang baru ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.6/2023. 

"Kemungkinan akan berubah nanti dihitung lagi karena harganya berbeda. Nanti akan dihitung lagi oleh BP Tapera, [turun] paling nggak banyak, dihitung dulu deh," kata Herry saat ditemui di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Rabu (21/6/2023). 

Kendati kuota penyaluran KPR FLPP berpotensi diturunkan, Herry berharap para pengembang rumah subsidi segera meningkatkan produksi rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sekaligus memenuhi kualitas rumah subsidi yang sudah ditentukan. 

Di samping itu, Herry menargetkan Keputusan Menteri PUPR terkait batasan harga jual rumah subsidi akan segera diterbitkan Juni 2023 agar para pengembang dapat segera merealisasikan kenaikan harga jual rumah untuk MBR tersebut. 

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengatakan bahwa pihaknya menargetkan penjualan rumah subsidi sebanyak 110.000-120.000 unit. 

"Dari data kami itu target 170.000 unit untuk KPR rumah bersubsidi dan untuk KPR rumah komersial itu kurang lebih 42.000 unit. Jika ini dengan kenaikan harga, kita bisa capai 70 persen atau berkisar 110.000 unit - 120.000 unit," ujar Junaidi kepada Bisnis

Adapun, pada semester pertama tahun ini, Apersi baru menyalurkan sebanyak 40.000 unit rumah. Capaian tersebut tersendat karena penyesuaian harga jual rumah subsidi yang baru diterbitkan pertengahan tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper