Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korea Selatan dan Taiwan Dominasi Investasi Sektor Tekstil Indonesia

National Single Window for Investment (NSWI) BKPM mencatat Korea Selatan dan India menjadi dua negara yang paling banyak berinvestasi di sektor tekstil.
Pedagang menata kain tekstil di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan
Pedagang menata kain tekstil di pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA –Di tengah penurunan investasi di sektor tekstil Indonesia, investor asing dari Korea Selatan dan Taiwan masih tetap loyal untuk berinvestasi di sektor ini. 

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito menyebutkan pada kuartal I/2023 sektor TPT masih dilirik oleh investor asing, dengan perbandingan penanaman modal asing (PMA) yang lebih dominan dibandingkan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Mayoritas investor asing di sektor tekstil berasal dari Korea Selatan dan Taiwan. 

“Investasi tekstil kuartal/I 2023 ini sebenarnya naik lebih banyak PMA-nya,” tutur Warsito kepada Bisnis di Kompleks Parlemen, beberapa waktu lalu.

Melihat dari data investasi dalam laman National Single Window for Investment (NSWI) BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), PMA tekstil pada kuartal I/2023 tercatat sebesar US$74,34 juta atau setara dengan Rp1,10 triliun (dengan kurs Rp14.892).

Sementara, PMDN tercatat pada angka Rp2,57 triliun.

Angka PMA US$74,34 juta ini naik sebesar 84,13 persen dari US$40,35 juta pada periode yang sama tahun lalu.  Adapun jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya atau kuartal IV/2022, angka PMA industri tekstil juga terpantau naik sebesar 81,49 persen, dari sebelumnya US$40,96 juta.

Berdasarkan data yang sama diketahui bahwa Korea Selatan menjadi investor yang paling besar menanam modal di Indonesia untuk tekstil.

Pada kuartal I/2023, Korea Selatan menanamkan modal sebesar US$28,6 juta dengan proyek sebanyak 125 proyek. Disusul oleh Taiwan dengan PMA US$13,96 juta sebanyak 27 proyek, India lima proyek dengan jumlah modal US$11,28 juta.

Lalu Hongkong (Republik Rakyat Tiongkok/RRT) sebesar US$6,28 juta sebanyak 35 proyek, Jepang sebanyak 58 proyek sebesar US$5,93 juta, RRT sebanyak 52 proyek dengan investasi sebesar 5,27 juta.

Kemudian negara tetangga Singapura sebanyak 43 proyek dengan angka US$1,61 juta, Kepulauan Virgin Inggris sebanyak sembilan proyek senilai US$518.500, Anguilla satu proyek sebesar US$481.200.

Selain itu, ada negara kincir angin Belanda dengan jumlah dua proyek sebesar US$188.400, Belgia sebanyak tiga proyek sebesar US$70.500, Qatar sebanyak satu proyek dengan angka US$60.600, juga Seychelles empat proyek sebesar US$46.000.

Ada juga Italia satu proyek sebesar US$14.000, Jerman dua proyek US$1.700, Pakistan satu proyek, Afghanistan satu proyek, Liberia empat proyek, Panama satu proyek, Brunei Darussalam dua proyek, Kepulauan Cayman, Turki dan Malaysia sebanyak satu proyek. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Widya Islamiati
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper