Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menganggarkan dana sebesar Rp252 miliar untuk program restrukturisasi mesin industri tekstil dan produk tekstil pada 2024 mendatang.
Program bantuan peremajaan mesin ini meningkat 5.261 persen dari anggaran restrukturisasi mesin tahun ini sebesar Rp4,7 miliar. Bahkan menjadi terbesar sejak program ini diselenggarakan.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito menjelaskan bahwa tahun depan program ini tidak hanya diperuntukkan bagi industri penyempurnaan kain dan pencetakan saja tetapi juga akan mengajak serta industri hilir tekstil.
“Kelompok industrinya diperluas tidak hanya industri penyempurnaan kain dan pencetakan kain tapi juga industri pertenunan perajutan dan pakaian jadi,” kata Warsito, Rabu (14/6/2023).
Anggaran sebesar Rp252 miliar tersebut akan diperuntukkan bagi restrukturisasi mesin industri tekstil dan produk tekstil (TPT) secara keseluruhan.
Warsito menyebut tujuan dari program restrukturisasi tahun depan berkaitan meningkatkan daya saing, produktivitas, efisiensi energi dan pendalaman struktur industri tekstil dan produk tekstil.
Baca Juga
“Dengan demikian ini juga merupakan langkah substitusi impor kain dan meningkatkan ekspor pakaian jadi serta mengurangi impor pakaian bekas dengan memperkuat industri kain dan industri pakaian dalam negeri,” jelas Warsito.
Terlebih menurutnya ketika industri dalam negeri telah mendapatkan porsi pasarnya di pasar domestik dan kemudian menguat, pihaknya juga secara tidak langsung memutus tren pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor ini.
Dari sisi sumber dana, Warsito menuturkan bahwa pembiayaan sebesar Rp252 miliar tersebut terdiri dari Rp52 anggaran yang tercantum dalam pagu indikatif 2024 dan sisanya telah diusulkan sebagai tambahan dana dalam rapat bersama dengan Komisi VII pada Senin (12/6/2023).
“Untuk program restrukturisasi mesin tahun depan, yang anggaran pagu indikatif Rp52 miliar dan kemudian usulan tambahan Rp200 miliar,” tutur Warsito kepada Bisnis pada Rabu (14/6/2023).
Meskipun Warsito menyebutkan dalam roadmap restrukturisasi mesin tahun depan ini pihaknya sebenarnya membutuhkan anggaran sebesar Rp305 miliar. Namun pada akhirnya hanya mengajukan anggaran menjadi Rp252 miliar.
“Awalnya diajukan tambahan supaya jadi Rp305 miliar, namun dalam pembahasan trilateral meeting hanya dapat diberikan alokasi sebesar 52 M dan tambahan 200 M disepakati di RDP,” jelas Warsito.