Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut Agrinas Mundur, Pengamat Soroti Tata Kelola BUMN Pangan

Pengamat menyoroti tata kelola BUMN pangan yang dinilai kurang jelas hingga menyebabkan Dirut Agrinas Pangan mundur.
Petani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (2/6/2025). Bisnis/Abdurachman
Petani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (2/6/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat menyoroti tata kelola BUMN pangan di balik pengunduran diri Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota kendati baru 6 bulan menjabat.

Pengamat Pertanian Syaiful Bahari menjelaskan bahwa kehadiran Agrinas Pangan yang merupakan transformasi dari BUMN Yodya Karya sejak awal menimbulkan tanda tanya.

Pasalnya, dia menilai bahwa belum ada kejelasan baik dari visi, konsep, desain program prioritas yang berbeda dari Agrinas Pangan dengan BUMN pangan lainnya, yang juga berjumlah banyak. Terlebih lagi, Agrinas Pangan juga belum memiliki anggaran mandiri.

“Dengan anggaran yang belum mandiri, sudah pasti BUMN baru ini tidak akan dapat berbuat apa-apa. Makanya wajar menimbulkan frustasi di kalangan direksinya sehingga mengundurkan diri,” kata Syaiful saat dihubungi Bisnis, Selasa (12/8/2025).

Jika tidak punya visi dan program yang jelas serta berbeda dari BUMN lainnya, Agrinas Pangan dinilai hanya akan menambah kerumitan rantai kelembagaan pangan, yang dapat menambah sengkarut terkait kepentingan, tugas, dan tanggung jawab masing-masing.

Sebagai contoh, Syaiful menyoroti keberadaan Kementerian Pertanian (Kementan) beserta dinas-dinas pertanian di daerah. Menurutnya, fungsi penanaman padi dan jagung telah dilakukan lembaga ini.

Terkait fungsi stabilisasi harga pangan, hal ini juga telah diemban oleh Perum Bulog. Peran Agrinas Pangan pun dipertanyakan, apakah berstatus sebagai off-taker produk petani atau didesain untuk membangun industri pertanian modern.

“Ketika Agrinas mengambil peran kelembagaan pertanian yang sudah dijalankan lembaga atau badan usaha negara lain, sudah pasti akan terjadi benturan kepentingan,” lanjut Syaiful.

Dia kemudian menggarisbawahi skema penyerapan anggaran oleh Agrinas. Menurutnya, hal ini menjadi persoalan ketika anggaran ketahanan pangan terbatas.

“Anggaran Kementan sendiri sudah banyak yang dipangkas. Berkolaborasi dengan BUMN pangan lain juga masih perlu waktu untuk integrasi dan harmonisasi program,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Joao Angelo De Sousa Mota mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara. Birokrasi di dalam Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia disinyalir menjadi alasannya.

Selama 6 bulan menjabat, Joao menilai superholding badan usaha pelat merah tersebut tidak sepenuhnya mendukung perkembangan Agrinas Pangan Nusantara. 

“Harusnya teman-teman dari Danantara dibentuk sebagai suatu badan baru untuk mempercepat atau mempersingkat proses atau kegiatan yang sifatnya lebih kepada bisnis, bukan lagi membangun satu birokrasi yang sangat panjang, berbelit-belit, yang hampir tidak mungkin kita wujudkan,” katanya dalam konferensi pers, Senin (11/8/2025).

Dia juga menyinggung tiadanya dukungan dari sisi anggaran. Menurutnya, anggaran Agrinas Pangan Nusantara hingga saat ini masih nol, sehingga tak bisa mengeksekusi program yang telah disiapkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro