Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar bank besar Wall Street mengharapkan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunganya tetap pada Rabu (14/6/2023).
Mengutip pemberitaan Reuters, Selasa (13/6/2023), walaupun beberapa bank mengharapkan The Fed tidak menaikkan suku bunganya, bank-bank tersebut juga berharap The Fed tetap mempertahankan kebijakan ketat lantaran pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang tinggi.
Kemudian, sebagian besar bank juga mengharapkan The Fed akan menaikkan suku bunganya pada Juli 2023 nanti.
Pasar uang juga memperkirakan lebih dari 80 persen kemungkinan jeda pada bulan ini, dengan harapan pemangkasan suku bunga ditunda hingga 2024.
Berikut prediksi suku bunga The Fed oleh 11 bank besar di Wall Street:
Bank | Ekspektasi Juni | Ekspetasi Juli | Ekspektasi tarif |
Citigroup | Kenaikan 25 bps | Kenaikan 25 bps | 5,5% - 5.75% |
HSBC | Jeda | Kenaikan 25 bps | 5,25% - 5,50% |
UBS | Jeda | Kenaikan 25bps | 5,25% - 5,50% |
Deutsche Bank | Jeda | The Fed menaikkan suku bunga sekali lagi pada Juli | 5,30% |
Goldman Sachs | Jeda | kenaikan 25 bps | 5.25% - 5,50% |
Barclays | Jeda | Mengharapkan kenaikan 50 bps hingga September; mengharapkan The Fed akan memberi sinyal kenaikan pada Juli | |
J.P.Morgan | Jeda | Tidak ada kenaikan | 5% - 5.25% |
Morgan Stanley | Jeda | Tidak ada kenaikan | 5% - 5.25% |
BofA | Jeda | Kenaikan Juli dilihat "sangat mungkin" | 5% - 5.25% |
Wells Fargo | Jeda | Tidak ada kenaikan | 5% - 5.25% |
Nomura | Jeda |
Sebelumnya, mengutip Bloomberg, Selasa (13/6) keyakinan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya semakin kuat.
Baca Juga
Kepala ekonom AS Bloomberg, Anna Wong dalam laporannya mengatakan bahwa data inflasi tanpa memasukan makanan dan energi berpeluang naik sebesar 0,3 persen. Menurutnya, peningkatan bulanan tersebut akan mengakibatkan perlambatan dalam tingkat inflasi tahunan baik pada indeks utama dan inti. Hal ini seharusnya cukup mencegah The Fed menaikkan suku bunga.
"Kecuali kejutan naik yang signifikan dalam IHK atau laporan media tentang perubahan sikap, hasil yang paling mungkin tetap merupakan lompatan hawkish," tulis kepala penelitian makroekonomi di Pictet Wealth Management, Frederik Ducrozet.
Analis Bloomberg memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) utama AS Mei 2023 melambat menjadi 4 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan sebelumnya yang sebesar 4,9 persen.
Inflasi Inti juga diperkirakan melambat menjadi 5,2 persen dari yang sebelumnya sebesar 5,5 persen. Proyeksi analis Bloomberg juga sedikit di bawah perkiraan konsensus survei analis eksternal, dengan perkiraan IHK utama naik 0,1 persen dan IHK inti yang naik sebesar 0,4 persen.