Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan penyebab harga bawang putih dalam negeri meroket, bahkan di atas Rp30.000 per kg di sejumlah pasar rakyat, dikarenakan pergerakan nilai tukar rupiah.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, harga bawang putih di China sempat mencapai US$1.300 per tonnya, namun belakangan turun menjadi US$1.200 per ton. Adapun sebelumnya, harga bawang putih di Negeri Tirai Bambu di bawah US$1.000 per ton.
“Sehingga impor yang dilakukan, kemudian dengan currency rate yang mendekati Rp15.000 sehingga angka sampai di Indonesia, sampai ke pedagang itu bisa sampai di atas Rp30.000,” kata Arief dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/6/2023).
Arief menuturkan, harga bawang putih US$1.000 hingga US$3.000 per ton ini setara dengan Rp20.000 hingga Rp25.000 per kg, sehingga harga bawang putih yang sampai ke pengguna langsung di atas Rp30.000 per kg.
Berdasarkan data update neraca bawang putih periode Januari-Desember 2023, total ketersediaan bawang putih sebanyak 774.460 ton. Ini berasal dari stok awal bawang putih di 2023 sebanyak 143.621 ton, perkiraan produksi dalam negeri 23.337 ton, realisasi impor Januari-April 2023, 103.414 ton, dan rencana impor Mei-Desember 2023 sebesar 504.088 ton. Sedangkan, total kebutuhan tahunan mencapai 669.354 ton.
Adapun Bapanas mencatat hingga 29 Mei 2023, impor bawang putih telah terealisasi 137.589 ton atau 78 persen terhadap izin terbit (persetujuan impor/PI) sebesar 176.503 ton. Dengan demikian, impor yang belum terealisasi sebanyak 38.916 ton.
Baca Juga
Menurut Panel Harga Bapanas, selama sepekan terakhir atau 29 Mei-5 Juni 2023, harga bawang putih naik 0,22 persen menjadi Rp36.920 per kg. Maluku Utara menjadi daerah dengan harga bawang putih tertinggi yakni mencapai Rp53.320 per kg, sementara harga terendah sebesar Rp30.030 per kg di DI Yogyakarta.
