Bisnis.com, JAKARTA – Badan-badan berwenang Jerman menggelar penyelidikan terhadap Tesla setelah mendapat petunjuk mengenai kemungkinan pelanggaran perlindungan data oleh perusahaan milik Elon Musk tersebut.
Dilansir dari Reuters pada Jumat (26/5/2023), laporan surat kabar Handelsblatt menyebutkan bahwa pabrikan mobil listrik asal AS tersebut telah gagal melindungi data dari pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis secara memadai, menyusul bocornya data rahasia 100 gigabyte.
Sementara itu, Otoritas Pengawas Perlindungan Data di Belanda yang merupakan negara lokasi kantor pusat Tesla di Eropa telah mendapat kabar terkait informasi tersebut.
Raksasa mobil ini telah mengajukan laporan awal terkait masalah tersebut kepada lembaga yang berwenang di Belanda.
Peraturan Perlindungan Data Umum Uni Eropa telah menetapkan bahwa perusahaan perlu melakukan pelaporan jika mereka merasa khawatir data pribadi telah bocor.
Menurut surat kabar Handelsblatt yang mengutip seorang pengacara Tesla, mantan karyawan yang tidak puas telah menyalahgunakan aksesnya sebagai teknisi servis untuk mendapatkan informasi.
Baca Juga
Selain itu, dikabarkan juga bahwa perusahaan akan mengambil tindakan hukum terhadap mantan karyawan yang dicurigai melakukan hal tersebut.
Menurut surat kabar tersebut, laporan tersebut telah diajukan oleh pelapor pada pihak berwenang Jerman pada bulan April lalu.
Brandenburg, juru bicara kantor perlindungan data mengatakan bahwa kasus tersebut bisa saja memanjang dan menjadi masalah serius apabila bukti-bukti yang ditemukan menjadi semakin kuat.
Adapun surat kabar tersebut melaporkan tentang ribuan keluhan pelanggan mengenai sistem bantuan pengemudi dari produsen mobil tersebut dengan sekitar 4.000 keluhan terkait percepatan.