Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Hulu Energi Siap Bor Potensi Migas Nonkonvensional Tahun Ini

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tengah bersiap melakukan pengeboran sumur migas nonkonvensional (MNK).
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi, Muharram Jaya Panguriseng (kiri) bersama dengan Direktur Pemberitaan dan Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat kunjungan Pertamina Hulu Energi ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (23/5/2023)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi, Muharram Jaya Panguriseng (kiri) bersama dengan Direktur Pemberitaan dan Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat kunjungan Pertamina Hulu Energi ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (23/5/2023)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi segera melakukan pengeboran untuk mencari potensi minyak dan gas (migas) bumi nonkonvensional (MNK) di Blok Rokan.

Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Penguriseng mengatakan, pengembangan lapangan MNK menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan cadangan migas di dalam negeri.

PHE akan mulai melakukan pengeboran dua sumur MNK di Wilayah Kerja Rokan, yakni sumur Gulamo dan Kelo. Dalam melakukan pengeboran ini, PHE menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, EOG Resources.

"[Pengeboran] sumur tersebut tinggal menunggu rig saja. Kami sudah masuk persiapan pengeboran, untuk Kelo itu sedang mengurus izin lingkungan untuk pengeboran. Saya kejar tim tuntaskan 2023," ujarnya dalam kujungan ke Kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Selain dua sumur tersebut, PHE juga berencana melakukan studi pengembangan MNK di seluruh wilayah kerja Pertamina EP, mulai dari Sumatra, Jawa, hingga Kalimantan.

Kajian itu diharapkan dapat memberi gambaran yang utuh ihwal potensi pengambangan kembali sejumlah aset tua milik Pertamina.

"Tapi tahapan baru studi, yang pernah dilewati pengeboran kami ambil datanya untuk dievaluasi," ungkapnya.

Muharram mengungkapkan, di tengah tren transisi energi, eksplorasi cadangan-cadangan migas baru masih perlu untuk terus dikembangkan.

Pasalnya, kebutuhan energi yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk tidak dapat hanya mengandalkan sumber energi baru dan terbarukan.

Menurutnya, sektor migas masih memiliki peranan penting untuk memenuhi dan menjaga ketahanan energi nasional pada masa transisi ke energi bersih.

Berdasarkan proyeksi Dewan Energi Nasional, kebutuhan energi nasional pada 2050 diproyeksikan mencapai 1.000 megatonne oil equivalent (mtoe). Jumlah tersebut di antaranya akan dipasok 31 persen dari energi baru dan terbarukan, 44 persen dari migas, dan selebihnya mengandalkan batu bara.

"Angka yang kita kejar itu angka demand, kalau mengharapkan cadangan di mana penurunan produksi secara natural terjadi tidak ada cara lain mencari yang baru lagi, perusahaan internasional mengalokasikan 20 persen capex-nya untuk mencari cadangan baru," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper