Bisnis.com, JAKARTA – Rencana impor rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) bekas dari Jepang untuk 2023 dinilai merupakan opsi paling memungkinkan guna menjaga kapasitas angkut KRL Jabodetabek.
Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana merespon positif kabar rencana impor KRL yang telah menemui titik terang.
Aditya mengatakan impor KRL merupakan opsi yang logis untuk jangka pendek mengingat sebanyak 10 rangkaian kereta (trainset) akan dipensiunkan pada 2023. Hal ini juga dinilai perlu dilakukan guna menjaga kapasitas angkut KRL Jabodetabek di tengah pertumbuhan jumlah penumpang.
“Saya harap impor terbatas tersebut bisa dilaksanakan karena sejauh ini opsi itu adalah yang paling logis,” jelas Aditya saat dihubungi, Selasa (23/5/2023).
Aditya menuturkan, pilihan-pilihan selain impor seperti retrofit atau penyesuaian frekuensi perjalanan memang dapat dilakukan. Namun, dia mengatakan opsi-opsi ini akan berdampak pada berkurangnya daya angkut KRL Jabodetabek.
Dia menjelaskan, opsi retrofit akan berdampak pada berkurangnya jumlah KRL yang beroperasi tiap harinya. Hal tersebut karena kereta-kereta tersebut harus dimasukkan ke dalam balai yasa atau bengkel untuk menjalani proses retrofit.
Baca Juga
Selain itu, opsi retrofit juga harus memperhitungkan ketersediaan suku cadang atau spare part KRL serta memastikan kelayakan operasi setelah retrofit tersebut dijalankan.
“KAI Commuter sebagai operator KRL juga bisa melakukan penyesuaian seperti mengurangi jumlah rangkaian dari 12 menjadi 10, menggeser jalur, atau upaya lainnya. Tetapi, saya lihat ini hanya akan mengurangi kapasitas angkut,” lanjutnya.
Anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi Gerindra Andre Rosiade melalui akun Twitternya @andre_rosiade menyebutkan dirinya telah bertemu dengan Wakil Menteri II Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo pada Senin (22/5/2023).
Andre menyebutkan, impor KRL bekas dari Jepang untuk periode 2023 sudah bisa dilakukan. Andre mengatakan, pemerintah masih akan melakukan 1 kali rapat untuk memastikan rencana impor tersebut.
“Tadi saya ketemu pak Tiko Wamen BUMN. Beliau bilang Insya Allah yg 2023 sudah bisa di Impor. Tinggal 1 kali rapat lagi pihak pemerintah [Menkomarves, Mendag, Menperin, kemenBUMN, dan BPKP],” demikian bunyi cuitan Andre.