Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah disebutkan telah menemui titik terang terkait rencana impor rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) bekas dari Jepang untuk 2023.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi Gerindra Andre Rosiade melalui akun Twitternya saat merespons pertanyaan salah satu pengguna KRL pada Selasa (23/5/2023).
Berdasarkan dari thread Twitter yang diakses pada Selasa (23/5/2023), akun @WintorialS menanyakan terkait kejelasan izin impor KRL bekas dari Jepang. Dia menyebutkan belum ada kabar terbaru terkait rencana ini selama sekitar 1 bulan.
“Mohon diupayakan direstui karena sudah darurat, terima kasih,” demikian kutipan cuitan tersebut.
Merespon hal tersebut, Andre melalui akun Twitternya @andre_rosiade menyebutkan dirinya telah bertemu dengan Wakil Menteri II Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo pada Senin (22/5/2023).
Andre menyebutkan, impor KRL bekas dari Jepang untuk periode 2023 sudah bisa dilakukan. Andre mengatakan, pemerintah masih akan melakukan 1 kali rapat untuk memastikan rencana impor tersebut.
Baca Juga
“Tadi saya ketemu pak Tiko Wamen BUMN. Beliau bilang Insya Allah yg 2023 sudah bisa di Impor. Tinggal 1 kali rapat lagi pihak pemerintah (Menkomarves, Mendag, Menperin, kemenBUMN, dan BPKP),” demikian bunyi cuitan Andre.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyebutkan opsi impor darurat rangkaian kereta rel listrik (KRL) bekas asal Jepang masih terbuka.
Erick Thohir menjelaskan, potensi impor tersebut masih dibahas mengingat cukup banyaknya rangkaian kereta yang akan dipensiunkan pada periode 2023-2024 mendatang. Di sisi lain, jumlah pengguna layanan KRL Jabodetabek terus menunjukkan tren kenaikan.
Salah satu poin penting yang dibahas pemerintah terkait opsi impor KRL bekas adalah soal harga. Erick mengatakan, pemerintah tidak akan mengambil opsi impor darurat jika rangkaian kereta yang akan dibeli dapat membebani keuangan negara.
“Opsi impor kami masih terbuka, asalkan harganya baik,” kata Erick.