Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa harga komoditas energi dan pangan yang masih melanjutkan tren penurunan atau anjlok sehingga berdampak pada melambatnya kinerja ekspor Indonesia pada April 2023.
Sri Mulyani mengatakan bahwa harga komoditas terutama energi dan pangan melanjutkan tren penurunan harga, mulai dari gas, batu bara, minyak bumi, serta minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).
“Semuanya mengalami koreksi tren penurunan, penurunan paling besar sampai 60 persen, gas alam 34 persen, minyak rata-rata sudah turun 9,3 persen,” ungkapnya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (22/5/2023).
Nilai ekspor secara umum mengalami penurunan menjadi minus 29,4 persen pada April 2023. Sementara itu, bila melihat dari sisi volume, ekspor untuk 10 produk terbesar maupun ekspor sektor nonmigas lainnya mengalami peningkatan mencapai 20,7 persen.
“Namun, secara nominal turun 2,1 persen. Ini artinya memang harga dari 10 produk terbesar Indonesia mengalami penurunan yang tajam,” lanjutnya.
Meski penurunan dari sisi harga dan nilai ekspor, Sri Mulyani mengatakan neraca perdagangan masih mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2020.
Baca Juga
Dalam paparan APB Kita, Sri Mulyani menunjukkan bahwa harga komoditas energi per 19 Mei 2023, seperti gas alam berada di posisi US$2,5/MMBtu, anjlok 34,8 persen sejak awal 2023.
Pada periode yang sama, harga batu bara juga turun 60,6 persen menjadi US$162,3/metric ton (mt). Sementara harga minyak mentah Brent terkoreksi 9,3 persen sejak awal 2023 hingga Mei menjadi US$75,9/barrel.
Kondisi serupa juga terjadi pada harga pangan seperti CPO yang turun 11,2 persen year-to-date (ytd). Harga gandum berada di posisi US$632,9/bushels atau turun 21,9 (ytd).
Harga pangan lainnya yaitu kedelai di tingkat global juga turun 12,5 persen (ytd) menjadi US$1.355,3 sedangkan jagung turun 16,9 persen sehingga harganya menjadi US$569,8/bushels.
"Meski mencatatkan tren penurunan, hal ini memberi sinyal positif karena menghasilkan dampak inflasi di berbagai negara mulai mengalami penuranan," jelasnya.