Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menanggapi pernyataan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengenai ekspor produk industri padat karya dan padat modal termasuk industri furnitur yang mengalami penurunan demand imbas ketidakstabilan perekonomian global.
Ketidakstabilan perekonomian ini mendera beberapa negara tujuan ekspor industri mebel dan kerajinan seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa dengan melonjaknya inflasi akibat perang Rusia-Ukraina.
Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat menuturkan meskipun penurunan permintaan hanya akan sementara sehingga pihaknya akan mengupayakan industri mebel dan kerajinan agar kembali menjajaki pertumbuhan. Salah satunya dengan berekspansi membuka pasar ekspor baru.
"Kita tahu bahwa Amerika sedang resesi Eropa juga sedang resesi tapi ini kan sementara jadi kita semua harus berbuat sesuatu, kita sedang mencari pasar pasar baru. Tentunya industri furnitur harus terus berkembang," kata Eddy saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (9/9/2023).
Menurutnya hal ini bisa dijajaki melalui kerjasama dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Koperasi dan UKM, dengan menggelar Indonesia Mebel and Design Expo 2023 atau IFFINA yang akan digelar pada 14-17 September mendatang.
Acara ini diharapkan Eddy dapat memperluas pemasaran produk mebel dan kerajinan Indonesia. Dengan demikian dapat mengembalikan gairah ekspor yang merosot lantaran ketidakstabilan ekonomi global.
Baca Juga
Lebih lanjut Eddy menjelaskan, meskipun saat ini Asmindo dan pemerintah tengah mendorong perluasan pasar ke luar negeri, pihaknya tidak akan meninggalkan pasar lama industri ini.
"Pasar lama kita tidak boleh tinggalkan karena kita punya potensi yang luar biasa yang harus kita pertahankan. Jangan sampai potensi kita diambil orang lain lagi atau negara lain lagi," tambah Eddy.
Pameran IFFINA ke-10 ini, sambung Eddy, akan di gelar di ICE BSD dan diharapkan dapat menjadi pendorong industri furnitur agar semakin dikenal oleh pengusaha mancanegara.
"Di IFFINA nanti kita sama-sama berjuang mempromosikan produk-produk kita agar pengusaha asing semakin mengetahui kemampuan produsen lokal kita," pungkas Eddy.
Dalam catatan Bisnis pada Minggu (15/1/2023) Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Adi Mahfudz menyebutkan, hingga kini industri padat karya dan padat modal masih belum bisa dipastikan pertumbuhannya pada 2023.
Hal ini lantaran inflasi yang menimpa negara adidaya Amerika Serikat serta sederet negara di Eropa yang masih terbayang-bayang kesulitan ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina yang belum kunjung usai.
“Perang Ukraina vs Rusia sangat memberi dampak, termasuk dalam hal ini inflasi Amerika, terutama dengan negara tujuan ekspor Eropa maupun Amerika,” kata Adi kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Adi menyebut, sampai pulihnya kondisi ekonomi global, industri padat karya dan padat modal diperkirakan masih akan mengalami kelesuan permintaan. Sehingga belum diketahui kapan geliat industri ini akan terlihat.