Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan produsen kelapa sawit mulai melaksanakan komitmen zero emmisions 2050 seiring peningkatan suhu global yang kian cepat.
Hasil studi iklim terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dijelaskan oleh PBB sebagai "kode merah untuk kemanusiaan" menunjukkan masih mungkin membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C, tetapi dunia telah mendekati ambang batas itu.
Tunas Sawa Erma Group (TSE Group) sebagai salah satu perusahaan kelapa sawit di Indonesia mulai berkomitmen berkontribusi dalam upaya global mencapai zero emissions sampai dengan 2050.
Direktur TSE Group Luwy Leunufna menerangkan komitmen ini dijalankan atas dasar kesadaran dan keyakinan dari TSE Group bahwa net zero emissions hanya bisa dicapai melalui kerja sama dan inovasi dari semua pihak yang terlibat dalam rantai nilai kelapa sawit.
TSE Group menggunakan Science Based Targets initiative (SBTi) sebagai standar untuk menetapkan target net zero emissions. SBTi adalah inisiatif untuk mengembangkan dan mempromosikan metodologi ilmiah dalam rangka menetapkan target emisi sesuai dengan Perjanjian Paris.
Dengan menggunakan SBTi, TSE Group akan menetapkan target emisi dan hal-hal yang dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5°C. TSE Group kemudian akan melaporkan kemajuan secara transparan dan konsisten melalui platform SBTi maupun mekanisme lain yang relevan.
Baca Juga
“Kami akan menyusun near-term dan long-term target emisi kami dalam waktu 2 tahun ke depan. Target-target ini akan mencakup seluruh aktivitas operasional dan rantai pasokan kami, serta memperhitungkan potensi penyerapan karbon dari lahan dan hutan yang kami kelola,” ungkapnya dikutip Senin (8/5/2023).
TSE Group juga akan mengikuti aturan pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi terhadap target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia. Sebagai informasi, NDC merupakan komitmen setiap negara terhadap Perjanjian Paris.
Pada komitmen nasional ini, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 dibandingkan dengan skenario business as usual, atau sebesar 41 persen dengan bantuan internasional.
“Kami mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai NDC ini dan kami siap berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain untuk mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon,” lanjut Luwy.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Tunas Sawa Erma Group berharap tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan iklim, tetapi juga bagi kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat yang bergantung pada industri kelapa sawit.
Net zero emissions atau nol emisi karbon adalah kondisi jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi. Untuk mencapainya diperlukan sebuah transisi dari sistem energi yang digunakan sekarang ke sistem energi bersih guna mencapai kondisi seimbang antara aktivitas manusia dengan keseimbangan alam.
Tunas Sawa Erma Group merupakan perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, dengan kantor pusat di Papua dan Halmahera. TSE Group terdiri atas PT Tunas Sawa Erma, PT Berkat Cipta Abadi, PT Dongin Prabhawa, PT Papua Agro Lestari dan PT Gelora Mandiri Membangun.
TSE Group bergerak dalam budidaya minyak sawit dan memproduksi minyak sawit mentah. TSE Group memulai bisnis kelapa sawit di Papua pada tahun 1998, atas permintaan pemerintah daerah setempat.
Terlepas dari kondisi infrastruktur yang masih minim pada saat itu di Papua, Tunas Sawa Erma Group dapat berkembang dengan baik dan menjadi pihak pertama yang berkontribusi dalam pembangunan jalan Trans-Papua. Kemudian, pada 2012 TSE Group melebarkan bisnis kelapa sawit di Halmahera.