Bisnis.com, JAKARTA – Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2023 menempati posisi pertama jika disandingkan dengan beberapa negara G20 dan Asean, termasuk China dan Amerika Serikat (AS).
Kepala BKS Febrio Kacaribu menyampaikan di tengah ketidakpastian geopolitik dan global, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh di level 5,03 persen year-on-year (yoy) pada kuartal I/2023.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi cukup menunjukkan prestasi yang cemerlang dibandingkan dengan banyak negara yang kita bandingkan,” ujarnya dalam Macroeconomic Update Mei 2023, Senin (8/5/2023).
Febrio membandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS), di mana tercatat pada kuartal I/2023 berada di angka 1,6 persen (yoy), lebih tinggi dari kuartal IV/2022 di level 0,9 persen. Hal tersebut menunjukkan AS mengalami perbaikan seiring dengan peningkatan konsumsi.
Sementara itu, Febrio menyampaikan bahwa dari data ekonomi Eropa, hanya tumbuh 1,3 persen pada kuartal yang sama.
Dalam paparan Febrio menunjukkan bahwa Korea dan Prancis hanya mampu tumbuh di angka masing-masing 0,8 persen (yoy). Bahkan Jerman mencatatkan pertumbuhan yang negatif di angka -0,1 persen.
Baca Juga
“Vietnam juga pada kuartal terakhir [kuartal I/2023] hanya tumbuh 3,3 persen,” tambah Febrio.
Adapun, China yang diharapkan dapat terakselerasi setelah pembukaan pintu masuknya pada awal 2023, tampaknya masih harus menghadapi beberapa tantangan. Tercatat pada kuartal I/2023, China tumbuh 4,5 persen.
Febrio melihat meski pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dari negara-negara tersebut, paturu disyukuri namun harus tetap waspada, mengingat masih banyaknya ancaman dari kondisi geopolitik dan global.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia selain akan memang menjadi bright spot bagi perekonomian global bersama India dan Asean, kami berharap stabilitas di regional tetap kami pertahankan sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat dan mejadi sumber pertumbuhan ekonomi dunia,” lanjutnya.
Menurutnya, dalam kondisi ini Indonesia perlu memanfaatkan peluang untuk menjaga ekonomi tetap tumbuh positif dan mencapai target pemerintah di angka 5,3 persen pada akhir 2023.
Dirinya meminta pemerintah dapat berdiplomasi dengan baik di forum-forum global untuk memastikan dan menunjukan bahwa Indonesia dan negara berkembang lainnya tetap bisa melakukan perannya secara strategis dengan menghasilkan capital flow dari investasi langsung atau foreign direct investment (FDI).
Terlebih, adanya narasi planet change dan narasi global value change yang masih digaungkan antar AS, China, dan Eropa, ini yang harus kita waspadai pada ekonomi kita ke depan,” katanya.