Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Perlahan Sembuh dari Scarring Effect

Sri Mulyani menyampaikan perekonomian Indonesia hingga kuartal pertama 2023 menunjukkan tren pemulihan yang terus berlanjut di seluruh sektor.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memberikan paparan di acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023. Dok Youtube Bappenas RI.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memberikan paparan di acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023. Dok Youtube Bappenas RI.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa prospek ekonomi Indonesia masih tetap baik di tengah tantangan global yang semakin tidak pasti.

Sri Mulyani menyampaikan perekonomian Indonesia hingga kuartal pertama 2023 menunjukkan tren pemulihan yang terus berlanjut di seluruh sektor.

“Yang dulu disebut scarring effect atau efek luka yang dalam akibat pandemi secara perlahan sudah sembuh, bahkan daerah seperti Bali sudah mulai pulih yang sebelumnya terpuruk sangat dalam,” katanya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023, Kamis (8/3/2023).

Sektor-sektor yang pada saat pandemi mengalami penurunan kinerja yang sangat dalam juga sudah menunjukkan tren pemulihan, misalnya pada sektor transportasi, akomodasi makan dan minum, serta hotel dan restoran.

Sri Mulyani mengatakan, perbaikan sektor ekonomi tersebut juga didukung oleh konsumsi domestik yang relatif stabil.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dan tahun depan, sejalan dengan perkiraan kinerja ekspor dan impor yang tertahan akibat normalisasi harga komoditas global.

“Pada 2021 dan 2022 kita mendapatkan dorongan pertumbuhan dari ekspor yang melonjak karena harga komoditas, sekarang mungkin akan menurun dari sisi ekspor dan impor, namun permintaan domestik kita relatif terjaga,” kata dia.

Perbaikan ekonomi Indonesia kata Sri Mulyani juga tercermin dari laju inflasi yang terus menurun hingga Maret 2023, di mana tingkat inflasi tercatat turun ke 4,97 persen secara tahunan.

Sejalan dengan itu, angka pengangguran dan kemiskinan yang meningkat tinggi pada saat pandemi telah menurun, dengan masing-masing mencapai tingkat 5,9 persen dan 9,6 persen.

“Transformasi ekonomi Indonesia juga meningkat secara baik, terjadinya hilirisasi dan penciptaan nilai tambah di dalam negeri kita, dan ini menyebabkan neraca pembayaran kita cukup resilient pada saat guncangan global terjadi. Kita lihat transaksi berjalan tahun lalu surplus dan terjaga,” jelas Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper