Bisnis.com, JAKARTA — Berdasarkan laporan Bloomberg, diketahui sejumlah bank berburu bankir dari bank bermasalah.
Sebagaimana diketahui dalam beberapa waktu terakhir industri keuangan diguncang, dipicu oleh kegagalan sejumlah bank dalam menjaga likuiditas seperti Silicon Valley Bank hingga Credit Suisse.
Terbaru, Deutsche Bank mempekerjakan lima bankir Credit Suisse yang berfokus pada Amerika Latin, mengutip dari Bloomberg (5/4/2023).
Deutsche Bank sendiri banyak merekrut bankir Credit Suisse dalam beberapa pekan terakhir di tengah akuisisi perusahaan yang tertunda oleh UBS Group AG.
Berdasarkan informasi dari salah satu orang yang meminta untuk tidak diidentifikasi, secara rinci, Javier Vargas, kepala perbankan investasi dan pasar modal Amerika Latin, dan Nicolas Camacho, Manuel Gonzalez Spahr, Juan Pedro Hernandez Olano dan Jaime Stiglich bergabung dengan Deutsche Bank sebagai direktur pelaksana yang berbasis di New York.
Diketahui bahwa para bankir mantan Credit Suisse tersebut, sudah bekerja mulai dari tahun 2000 hingga 2015, menurut catatan Otoritas Pengatur Industri Keuangan.
Baca Juga
Kemudian, mengenai masalah ini, Perwakilan Credit Suisse dan Deutsche Bank yang berbasis di Frankfurt menolak berkomentar.
Di lain sisi, mengutip dari Bloomberg (21/3/2023), perekrut di seluruh dunia kebanjiran telepon dari bankir Credit Suisse, dimana hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebelumnya, Citigroup Inc. merekrut Greg Dalle menjadi co-head of industrials untuk Eropa, Timur Tengah dan Afrika sebagai pembuat kesepakatan dari pemberi Credit Suisse.
Dalle memiliki pengalaman lebih dari dua dekade, termasuk peran terakhirnya sebagai co-head
Sementara itu dalam perkembangan lain, Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. (SMFG), bank terbesar kedua di Jepang tengah mencari bankir dari Wall Street untuk ekspansi ke AS. Hal ini dilakukan di tengah gejolak industri keuangan di negara tersebut
Mengutip dari Bloomberg (3/4/2023), Akihiro Fukutome, yang menjadi CEO Sumitomo Mitsui Banking Corp, mengaku ingin berinvestasi lebih banyak untuk melakukan ekspansi di Amerika Serikat.
“AS adalah pasar tunggal terbesar dan masih terus berkembang.” tuturnya dalam sebuah acara.
Di negara asalnya, SMFG berkutat dengan suku bunga negatif yang dipatok oleh pemerintah Negeri Sakura. Oleh karena itu mencari peluang di benua lain menjadi sebuah strategi untuk mendorong bisnis.
Fukutome mengatakan, SMFG juga siap membayar tenaga kerja lebih tinggi untuk ekspansi di AS. Menurutnya apabila tenaga kerja tersebut memberikan kinerja yang baik, maka perusahaan akan dengan senang hati memberikan kompensasi yang tinggi.
Adapun meskipun terlihat menjanjikan, pasar keuangan AS memiliki banyak risiko. Bank-bank utama di AS, seperti Goldman Sachs Inc. hingga Bank of America Corp. saat ini dalam posisi pengurangan karyawan atau menghentikan perekrutan.