Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Tembus Rp22 Triliun, MIND ID Makin Prospektif

Pada 2023, perseroan menargetkan laba bersih bisa tembus Rp30 triliun, naik signifikan dibandingkan capaian pada tahun 2022
Kegiatan operasional pertambangan anggota MIND ID./mind.id
Kegiatan operasional pertambangan anggota MIND ID./mind.id

Bisnis.com, JAKARTA – Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID mencatatkan kinerja progresif sepanjang 2022. Capaian ini turut didukung oleh booming komoditas yang berlangsung pada tahun lalu. 


Pengamat Pertambangan sekaligus Peneliti di Alpha Research Database Ferdy Hasiman menuturkan bahwa kinerja holding pertambangan milik negara ini cukup baik dalam beberapa tahun terakhir. 


Capaian ini turut ditopang oleh positifnya kinerja anggota holding seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) termasuk Freeport Indonesia.


"Dari segi kekompangan holding cukup bagus. Bahkan, dengan adanya holding BUMN tambang, kita bisa optimis. Kita harap tambang BUMN bisa diandalkan ke depan untuk meningkatkan pendapatan negara dan jadi pioner industri tambang Tanah Air," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (18/3/2023).


Seiring dengan kinerja positif anggota holding, MIND ID didorong untuk berperan lebih aktif dalam upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) dan transisi energi.

Dalam perkembangannya, komoditas tambang cukup diandalkan dalam upaya peralihan menuju energi bersih. Nikel misalnya diperlukan sebagai salah satu bahan baku baterai. Termasuk batu bara untuk menghasilkan Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti LPG. 


"MIND ID harus bersiap menjalankan program transisi energi yang sudah diwanti-wanti Presiden Jokowi. Karena perusahaan anggota holding dapat menguasai pangsa pasar transisi energi. Pun secara kinerja, mereka sudah on the track," tuturnya.


Ferdy optimistis holding tambang yang dinahkodai Hendi Prio Santoso ini dapat menjaga kinerja yang diperoleh tahun lalu, kendati era booming komoditas seperti 2022 sudah berakhir. Kondisi ini dapat dicapai oleh kinerja apik para anggota MIND ID.


Adapun, MIND ID mencatatkan pendapatan di atas Rp120 triliun sepanjang 2022 kemarin. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp93,75 triliun.


Peningkatan pendapatan tersebut membuat laba bersih perusahaan pada tahun 2022 tembus hingga Rp 22 triliun. Hal itu melonjak dibandingkan tahun 2021 yang hanya Rp 14,33 triliun.


Industri Kendaraan Listrik 


Corporate Secretary Mind Id  Heri Yusuf mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir telah menugaskan MIND ID untuk membuat roadmap hilirisasi termasuk roadmap electric vehicle (EV) industri. 


“Sehingga kami lakukan refocusing capex kita untuk diarahkan ke sektor itu. Kami punya bottom line pencapaian MIND ID Rp 22 triliun tahun kemarin," katanya. 


Pada 2023, perseroan menargetkan laba bersih bisa tembus Rp30 triliun, naik signifikan dibandingkan capaian pada tahun 2022. 


"Tahun ini bottom line Insya Allah Rp30 triliun. Selama 3 tahun ke depan Insya Allah kami bisa masuk global funded fortune. Jadi kami punya rasio sangat likuid untuk ekspansi di bidang EV," kata Heri.


Seperti diketahui, MIND ID sendiri telah menyusun peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri. Peta jalan pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) ini dimulai dari 2022-2023.


Pada periode tersebut perusahaan bakal mematangkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan dua perusahaan baterai dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan.


Pada tahap selanjutnya, pada periode 2023-2024 pihaknya melalui Indonesia Battery Corporation (IBC) bakal memulai produksi baterai pertamanya untuk kendaraan roda dua. Oleh sebab itu, IBC melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi Gesits.


"Maka 2023 sampai 2024 kami ambil kendaraan roda dua ambil lesson-nya makanya kami beli Gesits. Gesits sebagai bagian dari strategi anorganiknya dari IBC untuk akuisisi supaya kami menguasai dulu manufakturnya," kata Hery.


Dany pun optimistis pasar Gesits mempunyai value added atau nilai tambah dibandingkan dengan pabrikan otomotif lainnya. Terutama untuk pengembangan kendaraan listrik roda dua.


"Lalu sampai 2025 kita buat baterai cell, ada EV infrastruktur sudah settle. Nah 2025 nikel sudah ada HPAL udah kuasai baru 2026 kita punya model kendaraan yang bisa lakukan penetrasi pasar di dalam negeri maupun ekspor baik itu roda dua dan roda empat," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper