Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Sejumlah Proyek LNG Batal pada 2022, Ini Kata Pertamina

PT Pertamina (Persero) lebih berhati-hati untuk berinvestasi pada sejumlah proyek hilir di tengah ketidakpastian ekonomi global
Gedung Pertamina./Istimewa
Gedung Pertamina./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero), holding BUMN migas, lebih berhati-hati untuk berinvestasi pada sejumlah proyek hilir di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

Sikap itu disampaikan Pertamina seiring dengan sorotan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada sejumlah komitmen investasi infrastruktur penunjang gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) yang dibatalkan sepanjang 2022 lalu. 

Dalam Laporan Kinerja 2022 Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, dilaporkan sejumlah proyek strategis, seperti pembangunan fasilitas onshore storage Tank LNG Jawa Timur, Terminal Regasifikasi LNG Cilacap, dan proyek penyaluran LNG ke kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), dibatalkan pada tahun lalu. 

Selain itu, Ditjen Migas turut menyoroti adanya penurunan realisasi investasi yang cukup signifikan pada Proyek RDMP RU V Balikpapan yang disebabkan karena pergeseran terkait peraturan perpajakan. Situasi itu membuat realisasi investasi untuk proyek peremajaan kilang tersebut hanya sebesar US$137 juta atau lebih rendah dari target awal US$1,15 miliar.

“Pertamina mengalami penyesuaian karena mempertimbangkan volatilitas kondisi ekonomi secara global dan harga komoditas, khususnya minyak mentah serta transisi energi,” kata VP Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso kepada Bisnis, dikutip Jumat (17/3/2023). 

Oleh karena itu, kata Fadjar, Pertamina belakangan memilih untuk berinvestasi pada sejumlah proyek prioritas. Namun, dia memastikan, perseroan berencana untuk lebih ekspansif tahun ini menyusul peluang investasi yang terbuka lebar. Hal itu tercermin pada rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2023. 

“Pertamina masih optimistis bahwa peluang investasi tetap tinggi sehingga RKAP 2023 dipersiapkan agar perusahaan dapat menangkap peluang investasi tersebut,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian ESDM melaporkan rendahnya realisasi investasi di sisi hilir industri migas sepanjang 2022. Situasi itu disebabkan karena pembatalan sejumlah proyek yang telah disanggupi anak usaha Pertamina untuk pembangunan sejumlah infrastruktur penunjang LNG. 

Berdasarkan Laporan Kinerja 2022, Ditjen Migas mencatat realisasi investasi untuk sisi hilir industri migas hanya sebesar US$1,58 miliar atau 41,61 persen dari prognosa tahun lalu di level US$3,79 miliar. 

Di sisi lain, prognosis hingga Desember 2022 memperlihatkan capaian investasi migas dari sisi hulu dan hilir mencapai US$13,92 miliar dari target yang sempat dipatok sebesar US$17,01 miliar. 

Keberhasilan capaian investasi didominasi oleh capaian belanja modal hulu migas sebesar US$12,32 miliar atau 93,31 persen terhadap prognosa. Nilai investasi hulu didominasi oleh kegiatan eksploitasi dengan nilai mencapai US$8,08 miliar. Adapun, realisasi investasi terbesar disumbang oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper