Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cari Alternatif Pensiun Dini PLTU Paiton, PLN Tingkatkan Co-firing Biomassa

Optimalisasi program co-firing biomassa dinilai lebih realistis dilakukan ketimbang mesti mempensiunkan dini PLTU.
Pemandangan PLTU Paiton 1 dan 2 dari sisi perairan utara Probolinggo. Istimewa/PLN
Pemandangan PLTU Paiton 1 dan 2 dari sisi perairan utara Probolinggo. Istimewa/PLN

Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN Nusantara Power (PNP) tengah menjajaki peluang penundaan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik mereka lewat peningkatan implementasi co-firing atau pencampuran bahan bakar batu bara dengan biomassa hingga 100 persen 3 tahun mendatang.

Rencana itu sudah disampaikan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mencoba mengganti sepenuhnya penggunaan batu bara lewat bahan bakar biomassa. 

Direktur Utama PNP Rully Firmansyah menerangkan, rencana pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar utama bakal dilakukan pada PLTU Paiton. Saat ini, PNP telah menjalin kerja sama dengan perusahaan manufaktur asal Jepang untuk mengkaji potensi bauran 100 persen tersebut. 

“Kalau Paiton ini berhasil di 100 megawatt [MW], kita ngomong sama pemerintah tolong dong jangan dipensiunkan dini,” kata Rully saat ditemui di Jakarta, Rabu (1/3/2023). 

Menurut Rully, upaya peralihan bahan bakar lewat optimalisasi program co-firing hingga 100 persen lebih realistis dilakukan ketimbang mesti mempensiunkan dini sejumlah PLTU dalam waktu dekat. 

Apalagi, kata dia, sejumlah PLTU milik PNP yang direncanakan untuk dipensiunkan dini 3 tahun mendatang, seperti Paiton hingga Pacitan mesti memerlukan investasi besar untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan lainnya. 

“Kalau Paiton 200 megawatt dipensiunkan diganti dengan panel surya itu butuh 1.500 hektare tanah dan itu sangat sulit di Jawa,” kata dia. 

Saat ini, PLTU Paiton dengan kapasitas 2x400 MW baru menerapkan 5 persen co-firing dengan bahan bakar pendamping wood pellet dan sawdust. Sementara itu, PLTU Paiton 9 dengan kapasitas 1x600 MW sudah melakukan cofiring dengan sawdust di level 5 persen. 

Di sisi lain, realisasi co-firing biomassa PNP sejak Juni 2020 hingga akhir 2022 sudah mencakup 15 operasi komersial. Adapun, pemanfaatan biomassa selama 2 tahun terakhir sudah mencapai 211.890,38 ton dengan produksi listrik sebesar 229,41 gigawatt hour (GWh). 

Di sisi lain, dia mengatakan, PNP sudah menyiapkan lahan hutan tanaman energi (HTE) seluas 500.000 hektare untuk memasok kebutuhan biomassa dari PLTU Paiton mendatang. 

“Nilai investasi untuk co-firing itu kecil, kita cuman adjust di broilernya saja, jauh lebih menguntungkan [dari pensiun dini PLTU],” ujar Rully.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper