Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Kelinci Air, Pasar Apartemen Diramal Belum Sepenuhnya Pulih

Pada tahun ini faktor makro ekonomi dan sentimen market menghadapi tahun pemilu sangat berpengaruh terhadap penjualan apartemen.
Aktifitas pembangunan gedung apartemen di Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Aktifitas pembangunan gedung apartemen di Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pengembang diproyeksikan belum masif merilis proyek apartemen baru pada 2023. Hal ini mengindikasikan pasar apartemen belum sepenuhnya pulih.

Head of Research Colliers Internasional Indonesia Ferry Salanto memaparkan selama pandemi, jumlah pasokan apartemen dari kedua sisi, baik yang telah rampung maupun yang baru diluncurkan berkurang secara signifikan dibandingkan dengan level pra pandemi.

Dia memperkirakan jumlah pasokan apartemen di Ibu Kota, khususnya untuk proyek yang sudah rampung pada tahun ini mencapai sebanyak 6.708 unit. Jumlah pasokan tersebut mencapai lebih dari dua kali lipat dari rata-rata pasokan selama kurun waktu 2020-2022. 

"Namun, untuk pasokan jumlah proyek yang akan launching, kami perkirakan masih akan belum bertambah. Ini bisa jadi sebuah tanda bahwa pengembang merasa pasar belum sepenuhnya pulih," ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Rabu(22/2/2023).

Dari sisi tren harga apartemen, lanjutnya, secara rata-rata hampir tidak bergerak selama kurun waktu 3 tahun terakhir. Pada tahun kelinci air ini, harga apartemen diproyeksikan naik sekitar 3 persen atau masih di bawah angka inflasi.

Berdasarkan pengamatan Colliers selama 2019-2022, sebanyak 21 proyek apartemen di Jakarta mengalami penundaan penyelesaian dan beberapa baru akan rampung pada 2023.

Adapun pada tahun ini, faktor makro ekonomi dan sentimen market menghadapi tahun pemilu sangat berpengaruh terhadap penjualan apartemen.

Menurutnya, pengembang masih menunggu waktu yang tepat untuk meluncurkan proyek baru. Apabila pertumbuhan ekonomi mulai membaik, bisnis properti juga turut bergerak, yang menimbulkan kepercayaan terhadap konsumen. 

Sisi lain, sebanyak 12 proyek apartemen bakal rampung pada 2023 dan kemungkinan hanya 1 proyek yang penyelesaiannya diundur pada 2024. Prediksi tersebut tak banyak berubah karena sebagian besar proyek apartemen yang molor dari tahun-tahun sebelumnya sedang dalam tahap penyelesaian.

"Jika pemerintah menyetujui untuk mengaktifkan lagi kebijakan PPN DTP seperti pada 2021–2022, tentu ini juga akan membantu penjualan apartemen," imbuhnya.

Sementara itu, Director Strategic Consulting PT Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo memaparkan hingga 2022, ada sekitar 3.100 unit pasokan apartemen di Jabodetabek yang diluncurkan ke pasar. Tren harga jual apartemen masih tumbuh sekitar 4 persen hingga 5 persen pada 2022. 

Selama periode pandemi, sebutnya, mayoritas pengembang menunda untuk meluncurkan proyek barunya. Pandemi, sambungnya, juga mengakibatkan mundurnya waktu penyelesaian konstruksi apartemen.

"Sekitar 26.000 unit apartemen yang tertunda penyelesaiannya akan selesai pada 2023," terangnya. 

Dari segi pasokan dan transaksi penjualan pada 2023, pengembang masih menyasar segmen pasar menengah dengan harga Rp14 juta - Rp22 juta per meter persegi. Mayoritas berlokasi di Tangerang dan Bekasi.

Minat pembeli yang sebagian besar merupakan investor bakal meningkat apabila sentimen bisnis yang stabil dan kondusif terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper