Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan akan mengundurkan diri pada pertengahan tahun 2023, satu tahun lebih awal dari akhir masa jabatannya.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (16/2/2023), Malpass yang masa jabatannya akan berakhir pada April 2024, mengatakan akan tersebut mengenai niatnya untuk mengundurkan diri pada akhir tahun fiskal pada 30 Juni 2023.
"Beberapa bulan ke depan akan [Saya] akan memberikan kesempatan yang baik untuk transisi kepemimpinan yang lancar," kata Malpass dalam sebuah catatan kepada staf.
Sebagai mantan pejabat tinggi internasional di Departemen Keuangan, Malpass dinominasikan untuk memimpin Bank Dunia oleh Presiden Donald Trump pada tahun 2019. Sebagai kepala pemberi pinjaman global, ia kerap menekan China untuk memberikan lebih banyak keringanan utang bagi negara-negara berkembang.
Selama kepemimpinannya, Bank Dunia menyalurkan pinjaman senilai lebih dari US$150 miliar sebagai respons terhadap Covid-19, invasi Rusia ke Ukraina, dan kenaikan harga pangan dan energi.
Perjalanannya dalam memimpin Bank Dunia pun tidak lepas dari gejolak. Malpass sempat tersangkut kontroversi tahun lalu setelah tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan mengenai penyebab perubahan iklim.
Baca Juga
Hal ini memicu seruan publik agar dirinya melepas jabatannya, di tengah kritik bahwa Malpass tidak menerima konsensus ilmiah tentang dampak emisi global.
Malpass kemudian mengatakan bahwa ia benar-benar tidak siap ketika menjawab pertanyaan tersebut di sela-sela konferensi yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) . Ia kemudian menyerukan perluasan misi Bank Dunia untuk secara eksplisit memasukkan agenda publik seperti perubahan iklim.
Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menekankan seruannya untuk melakukan perubahan pada Bank Dunia. Yellen mendesak Bank Dunia untuk memperluas neraca keuangannya dan bekerja lebih keras dalam memobilisasi dana dari sektor swasta untuk membantu mengatasi tantangan-tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi.
Mark Sobel, mantan pejabat Departemen Keuangan AS yang juga mewakili AS di Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan pergantian kepemimpinan Bank Dunia akan menjadi kesempatan yang baik untuk mempercepat implementasi visi tersebut.
"Waktunya tepat untuk pemerintahan Biden dan tentu saja lebih baik dari sudut pandang itu daripada situasi yang berlarut-larut," ungkapnya.
Sesuai tradisi yang sudah berlangsung lama, pencalonan kepala Bank Dunia biasanya dilakukan oleh pemerintah AS, sementara Eropa mencalonkan kepala IMF.
Nama-nama yang disebut-sebut oleh para analis sebagai calon-calon yang potensial untuk dipilih pemerintahan Biden antara lain Samantha Power, kepala Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), dan presiden Rockefeller Foundation dan mantan kepala USAID Rajiv Shah.
Dalam sebuah pernyataan, Yellen berterima kasih kepada Malpass atas jasanya selama memipin Bank Dunia.
"Meskipun kita semua harus terus meningkatkan ambisi dalam memerangi perubahan iklim, selama masa jabatan Presiden Malpass, Bank Dunia telah membuat kemajuan penting di bidang ini," kata Yellen.
Ia juga memuji dukungannya terhadap Ukraina, rakyat Afghanistan, dan bantuan terhadap negara-negara berpenghasilan rendah mencapai keberlanjutan utang melalui kebijakan pengurangan utang.