Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat KPR Take Over Naik Dipicu Hemat Cicilan Hingga 25 Persen

Terjadi peningkatan minat terhadap KPR take over, di mana konsumen membeli rumah yang sedang dalam tahap KPR oleh pemilik sebelumnya.
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Kebutuhan terhadap Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin tumbuh dan diminati konsumen, khususnya para pembeli rumah pertama.

CEO dan Founder Pinhome, Dayu Dara Permata, mengatakan terjadi peningkatan minat terhadap KPR take over, di mana konsumen membeli rumah yang sedang dalam tahap KPR oleh pemilik sebelumnya.

"Kebutuhan kredit semakin berkembang, di mana minat terhadap KPR take over meningkat karena potensi penghematan hingga 25 persen dari total cicilan," kata Dayu dalam keterangan resminya, Kamis (16/2/2023).

Di sisi lain, berdasarkan hasil survei internal Pinhome, 4 dari 5 pengguna platformnya merupakan pembeli properti pertama, di mana 93 persen di antaranya mencari rumah untuk ditinggali.

Sebagian besar dari mereka mengincar rumah baru dengan harga di bawah Rp600 juta. Adapun, lokasi incarannya yaitu di luar Jakarta seperti Bogor, Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bandung.

Melihat kondisi tersebut, Executive Director Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, memberikan tips bagi pembeli rumah pertama yang ingin menggunaan KPR baik itu untuk rumah baru maupun KPR take over.

"Manfaatkan bunga KPR yang melandai atau di bawah bunga sebelum pandemi," kata Ali.

Sebagaimana diketahui, suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini berada di level 5,75 persen per Januari 2023 lalu. Meski terlihat tinggi, tapi bunga acuan tersebut masih selevel dengan bunga pada masa sebelum pandemi.

Ali juga mengimbau kepada konsumen yang ingin menggunakan pihak ketiga untuk beli properti, maka pastikan agen atau platform pembelian telah terpercaya dan memberikan transparansi untuk proses dan biaya yang mesti dikeluarkan.

Lebih lanjut, dia menganggap 2023 sebagai momentum yang tepat untuk membeli properti. Menurutnya, industri properti tidak akan kehilangan daya beli karena pasar domestik dan fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat.  

"Jika mampu, lebih baik beli properti di tahun 2023 daripada menunggu di tahun-tahun depan. Harga properti akan makin bersahabat di tahun politik ini. Setelah pemilu, bisa jadi harga properti akan naik seiring kenaikan permintaan," ujarnya.

Selain itu, berdasarkan data internal Pinhome, terdapat sejumlah tren menarik yang akan hadir pada 2023, di antaranya yaitu potensi transaksi pembelian properti yang meningkat hingga 2 kali lipat setelah Tunjangan Hari Raya (THR) diperoleh masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper