Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Rumah di Bawah Rp600 Juta Laris Manis, Ini Lokasinya

Harga rumah terjangkau banyak dicari oleh MBR yang juga masih tergantung pada akses KPR untuk pembelian rumah.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Minat pembelian rumah melalui platform properti online terus meningkat dari tahun ke tahun. Harga rumah di bawah Rp600 juta paling banyak diminati dengan kontribusi 75 persen sepanjang Juni-Desember 2022.

Padahal, di periode yang sama suku bunga acuan Bank Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga 5,5 persen pada Desember. Adapun, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) mengalami peningkatan 25 bps menjadi 5,75 persen pada Januari 2023.

CEO Lamudi, Mart Polman, mengatakan di tengah kondisi tingginya suku bunga yang dapat memicu peningkatan bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Namun, segmen rumah harga terjangkau dapat menjadi penopang pertumbuhan pasar properti.

"Data ini mengindikasikan bahwa segmen rumah harga terjangkau memainkan peran besar dalam menopang pertumbuhan sektor properti pada kondisi ekonomi yang kurang mendukung," kata Mart Polman, Kamis (9/2/2023).

Berdasarkan data Lamudi, pertumbuhan minat beli properti melalui platformnya melonjak 9 persen pada Desember 2022. Sementara, pada semester II/2022 pertumbuhan tercatat sebesar 18 persen.

Di sisi lain, harga rumah terjangkau banyak dicari oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang juga masih tergantung pada akses KPR untuk pembelian rumah.

Merujuk pada tren harga jual di platform Lamudi, harga rumah Rp600 juta bisa diperoleh di sejumlah lokasi seperti Bogor di harga Rp365 juta - Rp600 juta, Cilangkap di Depok dengan harga rata-rata Rp525 juta - Rp550 juta atau di timur Jakarta seperti Cibitung, Bekasi dengan harga Rp335 juta-360 juta.

Untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan hunian MBR, Mart Polman melihat pentingnya literasi finansial sebelum konsumen mengajukan KPR.

"Sebagai upaya untuk menjaga pertumbuhan keberlanjutan sektor properti 2 hal perlu diperhatikan oleh seluruh pemangku kepentingan yang bersangkutan, yaitu edukasi literasi finansial pada calon pembeli properti dan adanya supply memadai dari rumah terjangkau," ujarnya.

Literasi finansial yang dimaksud yakni kemampuan untuk mengukur kesiapan finansial diri sebelum mengajukan KPR pada bank yang ditujukan, mempersiapkan syarat dokumen yang diperlukan dan pengertian mengenai skema cicilan yang sesuai dengan tingkat pendapatan calon pembeli.

Untuk itu, agen dan bank harus mengambil peran lebih dalam membantu edukasi calon pembeli dengan jasa konsultasi untuk mendorong kemungkinan diterimanya pengajuan KPR bank.

Selain itu, dari sisi supply developer dan pemerintah dapat berkolaborasi dalam upaya meningkatkan akses kepada rumah terjangkau sebagai bagian dari program “Satu Juta Rumah” atau PSR yang dijalankan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk meningkatkan akses perumahan pada MBR.

Dia mendorong pemerintah untuk memberikan insentif sehingga developer dapat terus mengembangkan rumah harga terjangkau salah satunya dengan memberikan wadah bagi mereka untuk mempublikasikan proyek ke masyarakat Indonesia secara luas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper