Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pusat perbelanjaan atau mal di pusat Jakarta masih mengalami keterpurukan akibat pergeseran tren ritel pasca pandemi dan kehadiran e-commerce.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, mengatakan kondisi pergeseran tren ini perlu diatasi dengan inovasi ruang dan perombakan konsep mal.
"Saat ini lifestyle mal dan juga alfresco retail space menjadi beberapa trend baru pada modern ritel yang mendapat respon positif dari konsumen. Inovasi ruang diperlukan untuk terus bertahan dalam industri ini," kata Syarifah kepada Bisnis, Sabtu (11/2/2023).
Lifesyle mal adalah tempat yang menjadi tujuan serbaguna berskala besar. Tak hanya memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung, pengelola mal perlu menawarkan layanan hiburan yang berbeda.
Saat ini, mal harus bisa menyediakan wadah yang menggabungkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat seperti fasilitas rekreasi yang mencakup restoran, bioskop, layanan medis, dan fasilitas hiburan lainnya.
Orientasi desain pun perlu diperhatikan sebagai ikonik yang dapat memikat pengunjung. Dalam hal ini, termasuk infrastruktur modern, air mancur yang indah, set furnitur dan sebagainya. Artinya, tidak hanya cocok untuk berbelanja, tetapi juga cocok untuk hangout dan pertemuan santai.
Baca Juga
Sedangkan, konsep alfresco umumnya merupakan ruang ritel yang menawarkan layanan resto food & beverage (FnB) dengan konsep outdoor atau di luar ruangan. Alfresco semakin populer karena restoran dinilai dapat menghindari penyebaran airborne virus yang dikhawatirkan selama pandemi.
Konsep ini juga berhasil memadukan stand alone retail dan foodcourt sehingga dapat dinikmati masyarakat. Tak hanya untuk F&B, konsep ini juga dapat diterapkan di area komersial untuk produk fashion hingga beauty. Salah satu contoh di Jakarta yaitu Chillax, Sudirman besutan Keppel Land.
Syarifah memperkirakan secara umum, pascapencabutan PPKM, akan ada peningkatan traffic pengunjung di pusat perbelanjaan, dengan asumsi kapasitas tidak lagi dibatasi dan berlaku .
Apalagi, dia melihat masih ada beberapa pusat perbelanjaan yang cenderung menahan kenaikan harga sewa, guna meningkatkan permintaan okupansi dari para tenant. Meski, tak menutup kemungkinan akan ada kenaikan jika pasokan mulai terbatas.
"Namun, saat ini diindikasikan adanya peningkatan service charge pada beberapa pusat perbelanjaan, karena meningkatnya biaya maintenance listrik, air bersih, dan lain-lain," tuturnya.
Sebagai informasi, sepinya mal di pusat Jakarta seperti Plaza Semanggi, Ratu Plaza, Mal Blok M, maupun Poins Square disebabkan penerapan jenis ritel strata-title. Artinya, para tenant telah membeli ruang ritel tersebut dalam jangka waktu tertentu, sehingga penggunaannya diserahkan kepada penjual, bukan lagi dikelola pengelola mal.