Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Gerai Tutup, Begini Prospek Bisnis Sewa Ruang Ritel di 2023

Penyerapan ruang ritel pada tahun ini diproyeksi menurun seiring dengan tutupnya sejumlah gerai F&B dan supermarket.
Calon pembeli memilih makanan di salah satu minimarket yang ada di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Calon pembeli memilih makanan di salah satu minimarket yang ada di Jakarta, Senin (18/2/2019).

Bisnis.com, JAKARTA - Penyerapan ruang ritel pada tahun ini diproyeksi menurun seiring dengan tutupnya sejumlah gerai food and beverage (F&B) hingga supermarket yang terjadi belakangan ini.

Padahal, kondisi ruang ritel belum sepenuhnya pulih pascapandemi. Hal ini terlihat dari sejumlah pusat perbelanjaan di pusat Kota Jakarta yang masih sepi kunjungan dan tenant atau penyewa.

Terlebih, ada fenomena supermarket seperti Transmart dan gerai F&B yaitu Warunk Upnormal, Wendy's, hingga Fore yang menutup lapaknya. Kondisi ini memicu ketidakstabilan bisnis sewa ritel.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, mengatakan kondisi tersebut terjadi pada anchor tenant atau penyewa besar ruang ritel. Umumnya, mereka berada di jenis ritel strata dengan hak milik pribadi atau bukan sewa.

Di satu sisi, saat ini jenis ritel tersebut masih mengalami penurunan traffic kunjungan yang cukup mendalam, hal tersebut yang memicu meningkatnya ruang kosong.

"Tutupnya operasional anchor tenant (penyewa terbesar di pusat perbelanjaan) dalam suatu ritel tentu akan berdampak terhadap berkurangnya keterisian ruang," kata Syarifah kepada Bisnis, Kamis (9/2/2023).

Menurut Syarifah, penyewa supermarket yang memakan ruang ritel terbesar dan bisnis F&B dengan market yang tak kalah banyak, perlu berada di ritel yang memiliki traffic kunjungan tinggi guna memastikan keberlanjutan transaksi di ruang ritelnya.

Anchor tenant yang berada di ritel strata-title mau tak mau  melakukan efisiensi ruang. Tak hanya itu, mereka juga akan semakin berhati-hati dalam ekspansi bisnis mengingat ketidakpastian makroekonomi yang masih membayangi saat ini.

Namun, di sisi lain, Knight Frank mencatat pada semester II/2022 lalu ada peningkatan dalam pergerakkan penyewaan ruang ritel di beberapa pusat perbelanjaan sewa di Jakarta, terutama pada kelas menengah-atas.

Dari sisi harga sewa, di akhir 2022 terdapat peningkatan harga sewa berkisar 1-2 persen jika dibandingkan dengan rerata harga pada awal tahun yang sama. Secara umum, ritel kelas menengah-atas umumnya memiliki resiliensi yang lebih tinggi.

Hasil survey Knight Frank terkait peluang properti 2023 menunjukkan sektor F&B dan FMCG (Fast Moving Consumer Good) memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, masing-masing 55 persen dan 51 persen pada 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper