Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Permintaan Ruang Ritel Komersial Melambat hingga 7,6%

Permintaan ruang ritel yang dijual tercatat mengalami perlambatan di tengah dinamika ekonomi dan politik yang berlangsung sepanjang tahun 2024.
Aktivitas disalah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Tren permintaan ruang ritel yang dijual mengalami perlambatan di tengah dinamika ekonomi dan politik yang berlangsung sepanjang tahun politik 2024 . Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas disalah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Tren permintaan ruang ritel yang dijual mengalami perlambatan di tengah dinamika ekonomi dan politik yang berlangsung sepanjang tahun politik 2024 . Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Tren permintaan ruang ritel yang dijual mengalami perlambatan di tengah dinamika ekonomi dan politik yang berlangsung sepanjang tahun 2024 ini.

Berdasarkan data Rumah123 selama periode Januari hingga November 2024, porsi permintaan untuk ruang usaha yang disewa mencapai 69,5%, sedangkan permintaan akan ruang usaha yang dijual sebesar 30,5%. 

CEO Rumah123 Wasudewan memaparkan pertumbuhan permintaan ruang usaha yang disewa tercatat meningkat sampai 18,5% secara tahunan per November 2024.

Sebaliknya, permintaan ruang usaha yang dijual mengalami perlambatan hingga sebesar 7,6%. Hal ini terjadi mengingat preferensi pelaku bisnis terhadap model sewa merupakan pilihan yang lebih fleksibel di tengah dinamika ekonomi saat ini.

"Pengusaha sepanjang tahun ini cenderung hitung-hitungan. Mereka banyak mencoba-coba dulu dengan menyewa properti komersial, sambil melihat apakah properti itu lokasinya tepat dan yang terbaik," ujarnya, Selasa (17/12/2024).

Wasudewan berpendapat kondisi tersebut diakibatkan karena pada tahun ini merupakan tahun politik sehingga pengusaha lebih memilih untuk menunggu kondisi pasar dengan keputusan menyewa terlebih dahulu.

Namun demikian, harapannya para pengusaha akan lebih percaya diri setelah kepastian politik dan kebijakan pemerintah menjadi lebih jelas.

"Sekali lagi tahun ini banyak ketidakpastian. Itu yang terjadi dan menyebabkan kenapa jual beli ruang komersial malah minus. Mungkin setelah ini dengan politik yang lebih stabil kebijakan dan rumusan ekonomi yang lebih jelas, pelaku lebih percaya diri mengambil risiko untuk membeli," imbuhnya.

Guna menyiasati perlambatan tersebut, lanjut Wasudewan, sejumlah pengembang memberikan insentif kepada pembeli dengan menggaransi nilai sewa melalui pemberian cashback ketika ruang komersial sudah beroperasi. 

Selain itu, lanjutnya, isu stagnasi dan penurunan daya beli juga menjadi tantangan tersendiri sepanjang 2024 ini. Kendati demikian, Wasudewan optimistis pebisnis tetap bisa bertahan dan telah memiliki strategi dalam kondisi ekonomi apa pun sehingga melalui pemilihan produk yang mengikuti selera pasar.

Dari kacamata pemilik ritel, Manager Non-Fuel Retail Business PT Pertamina Patra Niaga Kania Hapsari mencermati saat ini tren sewa ritel yang masuk ke SPBU adalah sektor makanan dan minuman atau F&B.

Hal itu dikarenakan tren konsumen yang masuk ke area SPBU terbilang tinggi, dan biasanya pengunjung gemar membeli sesuatu atau melakukan transaksi lain sebelum melanjutkan perjalanan, seperti beristirahat sejenak sambil membeli makanan dan minuman ringan, hingga menarik uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM). 

Sisi lain data Colliers menyebutkan hingga kuartal III 2024, Jakarta memiliki luas ruang ritel yang signifikan, mencapai total 4,89 juta meter persegi. Namun, kawasan Bodetabek memiliki luas ruang ritel yang lebih kecil, yaitu 3,18 juta meter persegi. Kondisi ini mencerminkan besarnya persaingan di pasar ritel Jakarta, di mana berbagai pusat perbelanjaan terus berusaha menarik minat pengunjung dengan berbagai inovasi.

Pengelola mal di kawasan Jabodetabek, khususnya yang sudah lama berdiri, juga tidak tinggal diam menghadapi kehadiran mal baru. Mereka melakukan berbagai upaya untuk tetap kompetitif, termasuk mengubah tampilan mal agar lebih menarik. Langkah ini dilakukan untuk mempertahankan pengunjung, terutama di mal-mal yang sudah berada di lokasi strategis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper