Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi MRT Jakarta Genjot Cuan dari Pendapatan Non Tarif

MRT Jakarta berupaya meningkatkan penerimaan non tarif (non fare box) pada 2023 melalui beberapa segmen bisnis.
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) berupaya menggenjot segmen penerimaan non tarif sepanjang 2023. Bisnis kerja sama pembayaran digital (digital payment), periklanan, dan hak penamaan stasiun (naming rights) menjadi sejumlah tumpuan perusahaan.

Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta Farchad Mahfud mengatakan satu segmen bisnis yang akan dikembangkan perusahaan adalah kerja sama platform pembayaran digital. Teranyar, MRT Jakarta dan blu by BCA Digital meluncurkan kolaborasi antarplatform digital berupa penerapan layanan bank as a service (BaaS) di aplikasi MRT-J.

“Selain meningkatkan kontribusi penerimaan, kami juga ingin masyarakat mendapatkan pilihan kemudahan bertransaksi untuk pelanggan,” jelasnya dalam acara Peluncuran Kerja Sama MRT Jakarta dan blu by BCA Digital di Stasiun MRT Blok M BCA, Jakarta, Senin (30/1/2023).

Farchad memaparkan pertumbuhan kontribusi segmen digital payment terhadap pendapatan non tarif (non fare box) cukup positif setiap tahunnya. Dia mengatakan kontribusi segmen bisnis ini terhadap penerimaan non tarif mencapai sekitar 15 persen hingga 20 persen.

Seiring dengan hal tersebut, perusahaan akan terus mendorong kolaborasi MRT Jakarta dengan platform-platform pembayaran digital lain. Farchad mengatakan pihaknya tidak memiliki target detail untuk penambahan jumlah mitra pembayaran digital pada 2023.

“Kami tidak membuat targeting khusus untuk setiap segmen, tetap fokus mengembangkan seluruhnya untuk meningkatkan pelayanan ke penumpang kami,” imbuhnya.

Ditemui pada acara yang sama, Commercial & Retail Division Head MRT Jakarta Rendy Primartantyo menambahkan perusahaan juga akan terus meningkatkan pengisian gerai-gerai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sejumlah stasiunnya.

Rendy menuturkan sebanyak 16 gerai UMKM telah dibuka pada beberapa stasiun MRT seperti di Lebak Bulus Grab, Fatmawati Indomaret, dan Dukuh Atas BNI. Penempatan gerai-gerai tersebut utamanya mempertimbangkan jumlah trafik penumpang untuk memaksimalkan eksposur.

Selanjutnya, MRT Jakarta juga terus aktif menggenjot sektor periklanan atau advertising di staisun-stasiunnya. Perusahaan-perusahaan dapat memasang iklan di berbagai stasiun MRT Jakarta pada layar digital yang tersedia.

Selain itu, segmen bisnis hak penamaan stasiun atau naming rights juga terus digenjot perusahaan. Rendy mengatakan, pihaknya membuka peluang seluas-luasnya baik untuk sebuah merek (brand) maupun BUMN dan BUMD untuk membeli hak penamaan stasiun tersebut.

“Kita masih buka terus naming rights, masih ada Haji Nawi, Asean, Bundaran HI, dan lainnya untuk yang fase 1. Penjualan hak penamaan ini juga kami sudah kami lakukan untuk stasiun-stasiun di Fase 2 dan Fase 3 dan peminatnya pun ada,” papar Rendy.

Sebelumnya, Farchad memproyeksikan pendapatan nontarif MRT Jakarta turun sekitar 2,7 persen pada 2022 dibandingkan dengan capaian 2021 sebesar Rp453 miliar. Menurutnya, penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh dampak masa pemulihan laju pertumbuhan ekonomi mikro akibat pandemi virus Corona.

Selain itu, MRT Jakarta juga melakukan penyesuaian strategi bisnis akibat adanya pergeseran perilaku masyarakat seperti peningkatan tren digitalisasi. Seiring dengan hal tersebut, perusahaan juga melakukan penyesuaian anggaran pemasaran dengan calon mitra kerja sama.

Farchad menuturkan, pada 2023 perusahaan akan meningkatkan seluruh segmen penerimaan nontarif. Hal ini mencakup hak penamaan stasiun, iklan, digital payment, area ritel dan komersil, pengembangan kawasan berorientasi transit (transit oriented develpoment), serta proyek konsultansi.

“Mudah-mudahan tahun 2023 akan ada pertumbuhan. Target kami minimal sekitar 5 persen untuk non-fare box,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper