Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) menyebut target penyerapan beras dalam negeri sebanyak 2,4 juta ton per tahun yang ditugaskan oleh pemerintah belum final. Adapun penugasan tersebut naik dari sebelumnya sebanyak 1 juta hingga 1,5 juta ton beras.
Dirut Bulog Budi Waseso mengatakan, penugasan tersebut mulai berlaku setelah Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeluarkan surat keputusan.
“Jadi ini untuk CBP [cadangan beras pemerintah] dan ini juga belum menjadi keputusan yang final,” kata Buwas, panggilan akrabnya, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Meski ada kemungkinan target penyerapan beras ditingkatkan, Buwas memastikan beras yang dikelola Bulog terjamin kualitasnya. Sebab, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 38/2018 tentang Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah mengatur bahwa cadangan beras pemerintah bisa dilepas setelah melampaui batas waktu simpan paling sedikit empat bulan atau berpotensi mengalami penurunan kualitas.
“Pelepasan CBP dilakukan apabila CBP telah melampaui batas waktu simpan paling sedikit empat bulan; dan/atau berpotensi atau mengalami penurunan mutu,” demikian bunyi pasal 3 ayat (1), dikutip Senin (16/1/2023).
Adapun batas waktu simpan, terhitung mulai dari CBP disimpan di gudang yang dikuasai oleh Perum Bulog.
Baca Juga
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebelumnya menugaskan Perum Bulog untuk menyerap beras dalam negeri sebesar 2,4 juta ton tahun ini. Pasalnya, jika hanya terserap 1,2 juta ton, stok CBP dikhawatirkan menipis sehingga memicu melonjaknya harga beras dan dilakukannya impor.
“Bulog ditugaskan serap bukan 1 juta ton lagi, tapi 2,4 juta ton dalam setahun. Kemudian, untuk stabilisasi [operasi pasar] kita targetkan 1,2 juta ton sehingga di akhir tahun stoknya Bulog sudah 1 juta ton,” ujar Arief di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (13/1/2023).