Bisnis.com, JAKARTA – Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa penggunaan tenaga kerja terindikasi menurun dan berada pada fase kontraksi pada kuartal IV/2022.
Hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) tenaga kerja yang tercatat sebesar -0,75 persen pada kuartal IV/2022, berbalik dari 1,46 persen pada kuartal ketiga 2022.
BI menjelaskan, pembalikan SBT terjadi pada sektor industri pengolahan dengan nilai SBT -2,03 persen.
Data ini juga sejalan dengan hasil survei Prompt Manufacturing Index (PMI) BI, di mana penggunaan tenaga kerja di sektor manufaktur menunjukkan penurunan dan berada pada fase kontraksi pada kuartal IV/2022.
Pada hasil survei PMI-BI, indeks jumlah tenaga kerja tercatat sebesar 46,68 persen, turun dari 50,32 persen pada kuartal sebelumnya. Penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi di mayoritas subsektor, kecuali subsektor semen dan barang galian nonlogam, serta kertas dan barang cetakan.
“Sementara sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan SBT -0,77 persen, serta listrik, gas, dan air bersih dengan SBT -0,11 persen masih terkontraksi,” tulis BI dalam laporannya, Jumat (13/1/2023).
Baca Juga
BI memperkirakan penggunaan tenaga kerja pada kuartal I/2023 akan meningkat dengan SBT yang mencapai 3,45 persen.
Perbaikan terjadi pada seluruh sektor, di mana peningkatan tertinggi tercatat pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan SBT 0,52 persen, serta pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dengan SBT sebesar 0,91 persen.
Sementara itu, sektor industri pengolahan masih dalam fase kontraksi dengan SBT -0,68 persen, meski membaik dari kuartal sebelumnya.
Responden dalam survei menginformasikan bahwa peningkatan penggunaan tenaga kerja pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan didorong oleh naiknya aktivitas produksi dan masa panen.
Di samping itu, peningkatan pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta keuangan, real estat, dan jasa perusahaan didorong oleh pembukaan cabang/outlet sehingga perlu melakukan rekrutmen pegawai baru.