Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Pertamax Turun: Petarungan Shell, Vivo, dan Pertamina Makin Sengit

Pertamina kembali menurunkan harga Pertamax (RON 92) menjadi Rp12.800 per liter dari posisi sebelumnya Rp13.900.
SPBU Pertamina. /Istimewa
SPBU Pertamina. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai positif posisi harga jual bahan bakar minyak (BBM) premium antar badan usaha yang makin mendekati seimbang di tengah pelemahan harga minyak mentah dunia awal tahun ini.

“Dekat dengan pesaing saya kira positif bagi semua pihak, bagi masyarakat punya banyak opsi dan bagi Pertamina tidak selalu harus lebih rendah karena ini sudah persaingan terbuka,” kata Komaidi saat dihubungi Selasa (3/1/2023).

Dengan demikian, Komaidi menilai, PT Pertamina (Persero) dapat relatif mandiri dari ketergantungan untuk alokasi anggaran subsidi dan kompensasi mendatang.

Kendati demikian, Komaidi meminta pemerintah untuk tetap mengantisipasi harga minyak mentah dunia yang masih fluktuatif pada tahun ini. Kekhawatiran itu diperparah dengan nilai tukar rupiah yang semakin melemah terhadap dolar AS.

“Yang perlu dicermati nilai tukar rupiahnya karena penentu harga BBM di Indonesia itu yang terbesar ada dua yaitu minyak mentah dan nilai tukar rupiah yang makin besar dampaknya karena impor yang besar setiap harinya,” kata dia.

Berdasarkan laporan Kementerian ESDM, Indonesia mengimpor minyak mentah Indonesia mencapai 286,03 ribu barel minyak per hari (Mbopd) sepanjang 2021. Saat itu, produksi minyak mentah dalam negeri mencapai 658,52 Mbopd. Namun, hanya 538,61 Mbopd yang diolah di kilang dalam negeri.

Pasalnya, sebanyak 119,91 Mbopd produksi minyak mentah yang menjadi bagian dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) diekspor. Konsekuensinya, pemerintah mesti menambal kekurangan dengan impor minyak mentah sebesar 286,03 Mbopd.

Adapun, total produksi BBM kilang dalam negeri pada 2021 tercatat sebanyak 808,89 Mbopd. Total produksi ini tak cukup untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. Konsekuensinya, pemerintah mesti melakukan impor BBM jenis gasoline dan gasoil masing-masing mencapai 321,59 Mbopd dan 55,34 Mbopd.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan produk bahan bakar minyak (BBM) komersial milik perusahaan migas pelat merah itu makin kompetitif jika dibandingkan dengan produk sebanding lainnya dari badan usaha swasta.

Posisi pasar produk premium itu disampaikan Nicke seiring dengan keputusan pemerintah bersama dengan Pertamina untuk kembali menurunkan harga jual produk gasoline (bensin) dan gasoil (diesel) nonsubsidi mereka pada hari ini, Selasa (3/1/2023).

“Untuk harga Pertamax kita turunkan, ini sangat bersaing kalau dibandingkan dengan kompetitor lain, karena market share Pertamax ini 97,4 persen di antara RON 92 lain,” kata Nicke saat konferensi pers di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Seperti diketahui, Pertamina kembali menurunkan harga Pertamax (RON 92) menjadi Rp12.800 per liter dari posisi sebelumnya Rp13.900. Keputusan itu juga dikenakan untuk Pertamax Turbo (RON 98) yang diturunkan ke harga Rp14.050 per liter dari yang sebelumnya di harga Rp15.200 per liter sejak 1 Desember 2022 lalu.

Lalu untuk produk diesel yakni Dexlite (CN 51) disesuaikan menjadi Rp16.150 per liter atau turun dari level sebelumnya Rp18.300 per liter. Sementara harga Pertamina Dex (CN 53) mengalami penyesuaian menjadi Rp16.750 per liter dari posisi sebelumnya Rp18.800.

“Rp12.800 itulah harga keekonomian dari Pertamax, jadi waktu Januari sampai Agustus 2022 ketika harga minyak naik kita mempertahan harga Pertamax yang harus jadi beban pemerintah Rp10 triliun,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper