Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan Bos Pertamina Pangkas Harga Pertamax, Dipepet Ron 92 Vivo dan Shell?

Pertamina kembali menurunkan harga Pertamax (RON 92) mereka menjadi Rp12.800 per liter dari posisi sebelumnya Rp13.900.
Petugas melayani pembelian bahan bakar minyak di salah satu SPBU di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Petugas melayani pembelian bahan bakar minyak di salah satu SPBU di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan produk bahan bakar minyak (BBM) komersial milik perusahaan migas pelat merah itu makin kompetitif jika dibandingkan dengan produk sebanding lainnya dari badan usaha swasta.

Posisi pasar produk premium itu disampaikan Nicke seiring dengan keputusan pemerintah bersama dengan Pertamina untuk kembali menurunkan harga jual produk gasoline (bensin) dan gasoil (diesel) nonsubsidi mereka pada hari ini, Selasa (3/1/2023).

“Untuk harga Pertamax kita turunkan, ini sangat bersaing kalau dibandingkan dengan kompetitor lain, karena market share Pertamax ini 97,4 persen di antara RON 92 lain,” kata Nicke saat konferensi pers di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Seperti diketahui, Pertamina kembali menurunkan harga Pertamax (RON 92) mereka menjadi Rp12.800 per liter dari posisi sebelumnya Rp13.900. Keputusan itu juga dikenakan untuk Pertamax Turbo (RON 98) yang diturunkan ke harga Rp14.050 per liter dari yang sebelumnya di harga Rp15.200 per liter sejak 1 Desember 2022 lalu.

Lalu untuk produk diesel yakni Dexlite (CN 51) disesuaikan menjadi Rp16.150 per liter atau turun dari level sebelumnya Rp18.300 per liter. Sementara harga Pertamina Dex (CN 53) mengalami penyesuaian menjadi Rp16.750 per liter dari posisi sebelumnya Rp18.800.

Harga baru itu berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.

“Rp12.800 itulah harga keekonomian dari Pertamax, jadi waktu Januari sampai Agustus 2022 ketika harga minyak naik kita mempertahan harga Pertamax yang harus jadi beban pemerintah Rp10 triliun,” kata dia.

Berdasarkan data yang dihimpun BPH Migas, total volume penjualan JBU khusus BBM dari enam badan usaha mencapai di angka 19,17 juta kiloliter sepanjang Januari hingga September 2022.

Perinciannya, Pertamina Patra Niaga melaporkan penjualan sebesar 17,04 juta kiloliter, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) sebesar 1,24 juta kiloliter, ExxonMobil mencatat penjualan 719.095 kiloliter, PT Shell Indonesia sebesar 127.382 kiloliter, PT Aneka Petroindo Raya sebesar 14.403 kiloliter dan PT Vivo Energi Indonesia mencapai 26.379 kiloliter.

Adapun, penyesuaian harga BBM komersial milik Pertamina itu menjadi tindaklanjut dari ketetapan rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) Desember 2022 sebesar US$76,66 per barel.

Asumsi ICP itu mengalami penurunan cukup lebar US$10,84 per barel dari level sebelumnya US$87,50 per barel pada November 2022.

Kendati demikian, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan pemerintah belum berencana untuk menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti pertalite dan solar pada awal tahun ini.

Erick beralasan harga keekonomian dari BBM bersubsidi masih relatif tinggi kendati harga minyak mentah mengalami pelemahan di level US$79 per barel untuk tren perdagangan tahun ini.

“Pertalite yang harga dunia masih tinggi harga jual Rp10.000 itu masih dibantu pemerintah Rp1.100, jadi luar biasa pemerintah membantu masyarakat,” kata Erick saat konferensi pers di SPBU Pertamina M.T Haryono, Jakarta (3/12/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper