Bisnis.com, JAKARTA – Komoditas beras masih memberikan andil inflasi pada Desember 2022 sebesar 0,07 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm), terbukti dari harganya yang kembali menguat.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga gabah di tingkat petani untuk periode Desember 2022 meningkat sebesar 4,20 persen mtm untuk gabah kering panen (GKP) dari Rp5.397 per kg menjadi Rp5.624 per kg. Secara tahunan atau year-on-year (yoy), harga GKP telah meningkat 17,83 persen.
“Gabah kering giling [GKG] juga meningkat sebesar 6,59 persen [mtm] dan juga secara tahunan meningkat 21,75 persen [yoy],” jelas Kepala BPS Margo Yuwono, Senin (2/1/2023).
Berdasarkan catatan BPS, harga GKG pada bulan sebelumnya sebesar Rp5.785 per kg dan naik menjadi Rp6.166 per kg pada Desember 2022.
Seiring dengan meningkatnya harga gabah, harga beras di tingkat grosir pada periode yang sama ikut terkerek sebesar 3,19 persen mtm, dari Rp11.012 per kg menjadi Rp11.363 per kg. Adapun, pada tingkat eceran harga beras naik 2,30 persen mtm, dari Rp11.846 per kg, menjadi Rp12.112 per kg.
Bila mengacu pada data harga dalam Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras selama Desember 2022 telah naik 1,55 persen untuk beras premium menjadi Rp13.100 per kg. Harga beras medium naik dari Rp11.000 menjadi Rp11.200 per kg.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Sejak Juli 2022, komoditas beras terus mengalami inflasi, tetapi tekanan inflasi semakin melemah. Tercatat pada Juli 2022, beras menyumbang inflasi sebesar 0,05 persen, kemudian naik pada Agustus menjadi 0,54 persen.
Sumbangan inflasi dari beras mencapai puncaknya pada September 2022 sebesar 1,44 persen dan kemudian melemah pada Oktober menjadi 1,13 persen dan pada November menjadi 0,37 persen.