Bisnis.com, JAKARTA - Subholding Integrated Marine Logistics, PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan ketersediaan pasokan energi selama libur Natal 2022 dan Tahun baru 2023 tercukupi, dalam hal ini kebutuhan LPG dan bahan bakar minyak (BBM).
Sebagai bentuk kesiapsiagaannya, PIS mendukung pelaksanaan Satgas Nataru 2022 yang diperankan oleh anak usahanya, PT Pertamina Energy Terminal, dengan mengoperasikan total 217 unit kapal yang terdiri atas 165 kapal BBM, 15 kapal avtur, dan 37 unit kapal LPG.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana secara langsung meninjau kesiapan Pertamina dalam mendistribusikan serta mengelola upaya mitigasi jika terjadi kondisi diluar perkiraan pada Minggu (25/12/2022) di Terminal LPG Tanjung Sekong, Banten.
Pasalnya, pasokan energi di Tanjung Sekong merupakan sumber pasokan terbesar di Tanah Air yang mendistribusikan 40 persen permintaan LPG ke berbagai daerah.
"Dari Tanjung Sekong ini ke seluruh tujuan yang ada di Indonesia, ini kan 40 persen peredaran atau supply demand-nya LPG Indonesia itu dari sini jadi cukup vital dan signifikan di sini, makanya harus dijaga," kata Rida kepada wartawan.
Berdasarkan data proyeksi sales LPG Pertamina selama periode Nataru 2022-2022, penjualan LPG akan meningkat 2,5 persen. Adapun, kondisi stok LPG saat ini aman untuk 17,74 hari operasi (HOP) dengan volume sebanyak 24.188 metrik ton per hari.
Baca Juga
Lebih lanjut, Rida mengapresiasi PIS yang telah memiliki sistem mitigasi RAE (reguler, alternative, emergency) dengan memberlakukan SOP (standar operasional prosedur) di setiap kondisi.
Untuk saat ini, kondisinya di level reguler atau normal, maka SOP yang berlaku pun masih standar. Namun, jika ada kondisi yang diluar kondisi biasanya, makanya level alternatif dengan SOP-nya akan diberlakukan.
"Kalau dari situ [kondisi] nggak tertangani ya kayak kemarin di Cianjur, kan ada longsor, distribusi terhambat yang berlaku adalah SOP emergency," jelas Rida.
Selain itu, Direktur Armada PIS Muhammad Irfan Zainul Fikri menerangkan, dalam hal supply atau penyediaan pasokan LPG kini sebanyak 75 persen merupakan impor dari Freeport, Texas, Amerika Serikat dan Ruwais, Uni Emirat Arab. Untuk itu, butuh keamanan tingkat tinggi untuk menjaga kestabilan pasokan.
Irfan menyebutkan, setiap kapal memiliki AIS (automatic identification system) dan cospas sarsat satelit. Teknologi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kapal melalui peta elektronik guna mengetahui siapa pemilik kapal, volume di atas kapal, weather forecast, kecepatan, hingga estimasi waktu sampai.
"Jadi monitor pergerakan kapal dimanapun di titik manapun di lokasi manapun bisa termonitor dari control center," tambahnya.
Dia berharap, teknologi tersebut dapat memberikan kesiapsiagaan PIS ketika cuaca tidak bagus sehingga dapat diterapkan mitigasi RAE untuk melakukan pergerakan terukur.