Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan ekonom menilai pengusaha furnitur mesti menyesuaikan antara harga dan daya beli masyarakat apabila ingin memaksimalkan potensi pasar domestik pada tahun depan.
Ekonom Celios Bhima Yudhistira mengatakan pelaku industri bisa memodifikasi produk furnitur menggunakan bahan material substitusi seperti aluminium untuk menggantikan sebagian kayu yang digunakan.
"Mungkin harus ada perubahan material, tidak melulu dari kayu berkualitas tinggi. Sebab, meskipun pasar domestik jadi peluang, tapi mesti dipastikan produk furnitur bisa terjangkau oleh masyarakat," kata Bhima, Minggu (4/12/2022).
Langkah tersebut, lanjut Bhima, perlu diambil sejalan dengan momentum percepatan pemulihan industri furnitur yang diperkirakan terjadi pada akhir 2022 hingga sepanjang tahun depan.
Dia menjelaskan, momentum percepatan pemulihan tersebut sejalan dengan tren pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) yang tumbuh di atas 7 persen sepanjang 2022.
"Bahkan sempat mencapai 7,8 persen per September 2022. Jadi, tren pemulihannya sejalan. Pembelian rumah meningkat, maka efeknya masyarakat akan meningkatkan pembelian furnitur," jelasnya.
Baca Juga
Situasi tersebut dinilai bakal meningkatkan permintaan terhadap produk furnitur dalam masyarakat segmen ekonomi menengah. Jadi, ada harapan bisnis furnitur akan segera pulih pada akhir 2022 dan tahun depan," kata Bhima.