Bisnis.com, JAKARTA — Perekonomian Indonesia pada 2023 diproyeksi tetap tumbuh kuat meski berpotensi mengalami perlambatan akibat gejolak global.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan ekonomi nasional pada tahun depan diproyeksi tumbuh pada kisaran 4,5 hingga 5 persen.
“Ini relatif kuat. kalau dibandingkan proyeksi pertumbuhan tahun ini 5,0–5,1 persen, memang ada perlambatan, tapi tidak terlalu jauh apalagi dibandingkan dengan potensi perlambatan global yang signifikan,” katanya dalam acara CORE Economic Outlook 2023, Rabu (23/11/2022).
Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 4,5 hingga 5 persen pada tahun depan, juga masih lebih baik dibandingkan dengan sejumlah negara berkembang lainnya.
Dia menjelaskan, penopang utama pertumbuhan ekonomi pada 2023 masih dari konsumsi rumah tangga, yang diperkirakan tumbuh melampaui tingkat konsumsi sebelum pandemi Covid-19, meski masih terdapat potensi perlambatan akibat tekanan global.
Tingkat inflasi menurutnya akan meningkat pada kisaran 2 hingga 3 persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2022 yang diperkirakan mencapai 5–6 persen.
Baca Juga
Laju inflasi tersebut, kata Faisal, masih menekan daya beli masyarakat berpendapatan rendah, namun tidak akan banyak mempengaruhi konsumsi secara agregat.
Kinerja investasi pun diproyeksi akan tumbuh menguat pada tahun depan dan akan kembali menjadi penyumbang kedua terbesar pada pertumbuhan ekonomi.
Selama pandemi Covid-19, kinerja investasi mengalami penurunan dan kinerja ekspor tercatat naik signifikan, terutama dipicu oleh kenaikan harga komoditas di pasar global.
“Pada 2023, kita prediksikan sudah kembali ke kondisi pra-pandemi, di mana investasi kembali ke nomor dua dan pertumbuhan investasi di Indonesia diperkirakan tidak akan banyak terganggu tekanan ekonomi global,” kata Faisal.