Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (persero) atau AP II menyampaikan optimismenya dalam menutup tahun buku 2022 dengan menembus 60 juta penumpang.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin meyakini kebutuhan transportasi udara sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Mulai dari pariwisata, kegiatan usaha, bisnis dan kegiatan operasi perusahaan atau institusi kelembagaan. Termasuk juga untuk tujuan kunjungan keluarga. Awaluddin menyebut dari kultur budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia hari libur keagamaan masih akan menjadi penggerak hingga akhir tahun ini.
“Untuk nataru sendiri pergerakan di bandara milik AP II bisa mencapai 6 juta penumpang. Jadi optimisme untuk menutup tahun ini dengan sebanyak 60 juta penumpang bisa terjadi,” ujarnya, Rabu (16/11/2022).
Awaluddin membandingkan pergerakan penumpang pada penghujung akhir tahun atau periode nataru tak akan berbeda jauh dengan periode masa angkutan lebaran. Dia hanya berharap pada akhir tahun ini varian virus baru Corona tidak terjadi dan hal–hal lain yang bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk melakukan pembatasan perjalanan.
Berdasarkan referensi AP II pada angkutan lebaran, perseroan mampu melayani sebanyak 6 juta penumpang. Berdasarkan proyeksinya lewat sejumlah institusi global, pada 2023 tingkat pemulihan penerbangan di Asia Pasifik dan Asia tenggara menuju 80 persen.
Pada kuartal II/2022, kinerja finansial AP II baru menunjukkan pemulihan, sehingga operator bandara pelat merah tersebut harus memacu proses pemulihan dengan melakukan usaha baru untuk merestrukturisasi keuangan. Apabila pada akhir 2022, AP II masih bisa mencapai target jumlah penumpang sebesar 60 juta penumpang, khusus untuk Bandara Soekarno-Hatta, tingkat pemulihan sudah mencapai 81 persen. Secara digabung dengan bandara yang dikelola oleh AP II lainnya, tingkat pemulihan AP II baru mencapai sebesar 69 persen sampai 71 persen.
Baca Juga
Dengan demikian, pada tahun depan dengan mencapai 71 juta penumpang, tingkat pemulihan bandara yang dimiliki oleh AP II sudah lebih baik.
“Jadi kami optimis dengan didukung kehati-hatian dan konservatif pada 2023 menargetkan sebanyak 71 juta penumpang. Angka tersebut apabila dibandingkan dengan pada 2019, maka tingkat pemulihan sudah mendekati 89 persen,” paparnya.