Bisnis.com, JAKARTA - Proyek kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL) yang digagas PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo telah diputuskan oleh pemerintah untuk dihapus dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono tak mempersoalkan apabila proyek tersebut tak lagi masuk dalam daftar PSN. Dia menilai memang lebih baik apabila proyek tersebut dikeluarkan dari daftar, karena sudah tidak terlalu menarik untuk dilanjutkan dan nilai investasinya yang cukup tinggi.
Menurutnya, apabila proyek tersebut dilanjutkan, justru akan menjadi beban liabilitas untuk Pelindo.
Kondisi berbeda juga dialami oleh Pelindo kala menggagas proyek tersebut. Pada saat menginisiasi proyek tersebut, akses menuju Tanjung Priok memang macet. Namun, saat ini dengan tersambungnya konektivitas jalan tol membuat pembangunan kanal tersebut tak lagi relevan.
"Kalau dulunya ngomong proyek CBL. Saat itu idenya boleh diakui brilian sekali. Kondisinya saat itu Priok macet nggak karuan. Sekarang ini apalagi ada jalan tol jadi dari timur (tol Cibitung-Cilincing). Nggak ada sejam sampai seperti itu, Malah CBL itu tidak lagi jadi pembicaraan menarik," ujarnya, Rabu (12/10/2022).
Perseroan juga sudah melakukan kajian mendalam soal proyek CBL. Hasilnya, memang banyak yang tidak kompatibel apabila proyek ini diteruskan. Salah satunya adalah terkait ukuran kanal yang terlalu kecil, baik lebarnya maupun kedalamannya. Dengan ukuran tersebut justru akan mempersulit kapal pengangkut barang dalam melalui kanal tersebut.
Dia menjelaskan dengan kedalaman hanya satu meter, kapal boat kecil yang digunakan untuk menelusuri kanal tersebut sempat kesulitan untuk berjalan saking dangkalnya.
Di sisi lain, lebar kanal juga terlalu sempit, 30 meter saja tidak sampai. Padahal, sebuah kapal pengangkut lebarnya sudah mencapai 15 meter. Sementara itu di sisi kanan kiri kapal pun harus diberikan ruang. Kalau proyek ini hendak dilebarkan, maka banyak pertimbangannya seperti jalur PLN dan lain-lainnya.
Hal yang menjadi persoalan berikutnya adalah permukaan kanal yang terlalu rendah. Sebetulnya hal semacam ini bisa diakali secara teknis namun biayanya mahal.
Di sisi lain, Arif tak menampik bahwa proyek ini bisa saja tetap berjalan. Namun, secara ekonomis dan komersial dampaknya kurang memungkinkan.
"Mungkin ya mungkin, asal duitnya saja. Teknikal bisa tinggal digali-gali aja. Cuma kan ini economically itu bagus apa nggak. Jalan tol juga udah ada," ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah telah mencoret 8 proyek infrastruktur dari daftar PSN. Ketentuan tersebut akan diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko) No.9/2022.
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo dalam konferensi pers Selasa (26/7) menyampaikan proyek yang dicoret tersebut sudah diberi peringatan perpanjangan tapi tidak ada progres, sehingga dikeluarkan. Proyek Inland Waterways/Cikarang Bekasi Laut (CBL) adalah salah satunya.
Salah satu faktor yang membuat 8 proyek tersebut dikeluarkan dari daftar PSN adalah kesulitan mencari investor.
"Kami keluarkan karena dukungan masyarakat enggak kuat, juga kajiannya lambat atau misalnya harus mencari mitra yang enggak gampang," ujar Wahyu.
Dalam data Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas, Pembangunan Inland Waterways/CBL bertujuan untuk mengoptimalkan potensi jalur kanal sungai sebagai alternatif transportasi logistik. Optimalisasi ini akan menghubungkan area off-the-road Pelabuhan Tanjung Priok dengan area hinterland.
Dalam tahap 1, sistem transportasi kanal akan menggunakan kanal eksisting yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu Cikarang Bekasi Laut melewati Marunda, Jakarta Utara.
Sementara itu, untuk tahap 2, PT Pelindo II berencana menambahkan rute kanal dari Tanjung Priok menuju Cikampek dimana kanal akan menghubungkan arus logistrik dari Tanjung Priok menuju kawasan industri Cibitung-Cikarang di Bekasi serta di Cikampek, Karawang.