Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Indonesia Sentuh Rp584,6 T, Singapura Terbesar

Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Indonesia telah mencapai Rp584,6 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam acara webinar Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahanan Geopolitik Pascapandemi di Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam acara webinar Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahanan Geopolitik Pascapandemi di Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melaporkan capaian investasi Indonesia hingga saat ini telah menyentuh angka Rp584,6 triliun.

Bahlil menyebutkan, capaian tersebut telah mencakup 48,7 persen dari target 2022 sebesar Rp1.200 triliun. Target tersebut tumbuh dari 2021 yang hanya di angka Rp901 triliun, dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di atas 5 persen.

“Kami sudah mampu merealisasikan Rp584,6 triliun atau setara dengan 48,7 persen. PMA dan PMDN ini berimbang, antara 47 [persen] PMDN 53 [persen] PMA,” ujarnya dalam Anugerah Layanan Investasi 2022, Rabu (13/10/2022).

Adapun, nilai investasi tersebut diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja langsung yang tercatat mencapai lebih dari 639.000 orang.

Kementerian Investasi dan BKPM pun mencatat dana yang masuk dari asing terbesar masih dari Singapura dalam 4 tahun terakhir. Kemudian diikuti Hong Kong, China, Amerika, dan negara-negara Eropa yang mulai menanamkan modalnya.

“Pak Wapres kami juga laporkan negara mana yang masuk paling besar, pertama masih Singapura, sekalipun saya yakin uang ini bukan uang Singapura semua, sebagian uang orang Indonesia karena Singapura dijadikan sebagai hub untuk masuk ke Indonesia,” lanjut Bahlil.

Adapun, untuk lokasi investasi dari modal asing, Bahlil menyampaikan lebih fokus untuk wilayah Sulawesi Tengah, kemudian Riau dan Maluku Utara. Sementara itu, sektor industri menjadi yang paling tinggi terutama berkat adanya hilirisasi seiring capaian ekspornya yang lebih dari Rp100 triliun pada 2021.

Kondisi tersebut pun merupakan buah manis hilirisasi nikel yang pada 2017 hanya mampu mencapai nilai ekspor sekitar US$3,3 miliar, dan di 2021 melesat menjadi US$20,9 miliar.

“Di 2022 insyaAllah akan mencapai US$30 miliar karena itu dari hilirisasi,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper