Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa prospek perekonomian dunia 2023 'gelap' akibat dampak dari perang Rusia dan Ukraina, sementara pandemi Covid-19 belum juga berakhir.
“Covid-19, belum berakhir juga, muncul lagi perang Ukraina dan Rusia, ini betul-betul meluluhlantakkan ekonomi global. Ekonomi 2023 gelap,” katanya di acara Investor Daily Summit, Rabu (12/10/2022).
Bahlil mengatakan realisasi investasi pada semester I/2022 telah mencapai Rp584,6 triliun atau telah mencapai 48,7 persen dari target Rp1.200 triliun.
Dia optimistis target investasi tersebut akan tercapai pada akhir tahun di tengah ketidakpastian global yang tinggi.
“Sekalipun ekonomi global tidak menentu akibat perang Ukraina dan Rusia, yang penting kepemimpinan dan stabilitas nasional harus kita jaga bersama,” tuturnya.
Bahlil mengatakan arah kebijakan investasi ke depan akan lebih didorong pada sektor hilirisasi, yaitu sektor hilirisasi yang berbasis teknologi untuk menciptakan nilai tambah, juga investasi di sektor padat karya.
Dia menjelaskan, salah satu tujuan dari investasi yaitu untuk menciptakan lapangan kerja.
Saat ini, dibutuhkan sebanyak 15 juta hingga 16 juta lapangan kerja, mengingat terjadinya gelombang PHK saat pandemi Covid-19.
“Bagaimana caranya? Ada beberapa cara, saya pikir kalau negara mau maju, tidak ada cara lain, instrumen yang dipakai adalah hilirisasi. tidak bisa menggunakan model lama, model lama ini ya hidup sih oke tapi maju-maju banget tidak,” kata dia.
Dia mengatakan salah satu yang akan didorong adalah hilirisasi nikel. Apalagi Indonesia memiliki sebanyak 25 persen dari cadangan nikel dunia.
“Baterai mobil itu hanya 4 bahan bakunya, nikel, mangan, lithium, dan cobalt, yang kita tidak punya litium, selebihnya semua ada, maka kita ingin Indonesia ke depan menjadi negara produsen baterai mobil terbesar di dunia,” kata Bahlil.