Bisnis.com, JAKARTA - Bank Inggris Halifax mengungkapkan harga rumah Inggris turun 0,1 persen pada September, bahkan akan ada banyak tekanan pada pasar properti diperkirakan dalam beberapa bulan mendatang menyusul lonjakan suku bunga KPR.
Di lansir dari Bloomberg pada (7/10/2022), penurunan ini merupakan kali kedua dalam tiga bulan dan membuat tingkat pertumbuhan harga tahunan di 9,9 persen, terlemah sejak Januari.
Angka-angka menunjukkan pasar perumahan melandai bahkan sebelum Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng menjerumuskan pasar perumahan ke dalam kekacauan dengan mengumumkan rencana pemotongan pajak besar-besaran.
Hal tersebut berujung pada lonjakan suku bunga, dengan rata-rata suku bunga tetap dua tahun mencapai 6 persen dalam beberapa hari terakhir untuk pertama kalinya sejak 2008.
Direktur Halifax Mortgages Kim Kinnaird mengatakan prospek kenaikan suku bunga di tengah tekanan biaya hidup, ditambah dampak kenaikan suku bunga KPR terhadap daya beli, diperkirakan memberikan tekanan yang lebih signifikan pada harga rumah di bulan-bulan mendatang.
“Tidak diragukan lagi, ini akan menjadi penyebab kekhawatiran bagi pemilik rumah,” jepasnya.
Baca Juga
Temuan Halifax berpadu dengan pemberi pinjaman lain, Nationwide Building Society, yang mengatakan harga rumah diperkirakan tidak akan naik untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun pada bulan September.
Sebelumnya, Nationwide Building Society menunjukkan tingkat pertumbuhan harga rumah secara tahunan (year-on-year/yoy) melemah menjadi 9,5 persen atau terlemah sejak April 2021, dari posisi 10 persen. Adapun, London tetap menjadi wilayah dengan kinerja pertumbuhan terlemah.
Setelah bertahun-tahun mengalami kenaikan harga, pasar properti Inggris berada di bawah ancaman serius karena prospek kenaikan suku bunga sebagai respons terhadap pemotongan pajak terbesar dalam setengah abad membuat para pembeli ketakutan.